BUDURAN, SIDOARJONEWS.id – Sosok Ichfan Setiyo Wahono pemuda 27 tahun asal Desa Entalsewu, Kecamatan Buduran, memiliki hobi mengoleksi benda-benda antik dan kuno.
Ichfan memiliki hobi koleksi benda-benda tersebut sejak duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Rumahnya sebagai tempat menyimpan benda kuno tersebut diberi nama ‘Padepokan Kebo Anggrem’.
Di sana, tersimpan ratusan benda kuno dari berbagai daerah Nusantara. Mulai dari keris, mesin ketik, telepon, radio hingga gramofon lengkap dengan piringan hitamnya.
“Awalnya saya suka gowes sepeda tua dan mengumpulkan benda-benda antik dan kuno pada 2017. Eh, ternyata kok ada yang tertarik membeli,” kata Ichfan saat ditemui di rumahnya, Kamis (24/8/2028).
Mulai dari situ, pria berambut gimbal itu mulai serius menekuni hobinya. Ia kerap kali mendapat benda kuno secara tidak sengaja, misal main ke rumah temannya.
“Setiap saya main pasti sambil melihat ada benda apa saja di sana, misalnya jam dinding kalau menurut saya antik pasti saya beli,” imbuhnya.
Menurut Ichfan, mengoleksi benda kuno sama dengan belajar tentang sejarah, budaya, dan seni. “Itu tiga hal yang saling berkaitan dan tak bisa dipisahkan,” cetusnya.
Pria yang menjadi anggota Kosti (Komunitas Sepeda Tua Indonesia) itu pernah mengalami kejadian mistis. Kejadian bermula saat helm bekas perang pada masa penjajahan.
Helm tersebut ia dapat dari hasil barter benda antik dengan salah satu temannya yang juga kolektor benda antik.
“Waktu itu helm saya taruh kamar lalu ketika saya tidur mimpi berada di medan perang pakai helm itu, dalam mimpi saya bingung gak tau apa-apa. Suasana sekitar ricuh tembak menembak, ledakan bom. Bau amis darah campur bubuk mesiu,” kenangnya.
Sayang, helm peninggalan masa penjajahan itu sudah laku terjual. Hobi koleksi benda-benda kuno sempat ditentang sama kedua orang tuanya.
Namun berkat kesungguhan dan kegigihannya, akhirnya kedua orang tuanya luluh dan mendukung hobi koleksi benda antik dan kuno.
Salah satu koleksi yang paling ia sayangi adalah tongkat komando Presiden Soekarno. “Namun ini tidak akan saya jual,” kata pria berambut rasta itu.
Yang paling kuno adalah pedang selendang dari Mongolia dengan tahun pembuatan berangka 1.200 masehi.
Nyaris seribu tahun yang lalu. “Semakin antik, kuno dan orisinalitasnya terjaga maka semakin tinggi harganya,” imbuhnya.
Padepokan Kebo Anggrem sendiri, bagi Ichfan mempunyai filosofi tempat berkumpulnya sepeda kebo atau sepeda tua koleksi Ichfan pertama kali.
“Jadi disini kebone lagi anggrem (kerbaunya lagi ngumpul) artinya,” pungkasnya. (ipung)