WARU, SIDOARJONEWS.id – Terminal purabaya atau yang lebih akrab dengan sebutan Terminal Bungurasih, merupakan salah satu terminal “paling padat” di Jawa Timur. Berada di Desa Bungurasih, Kecamatan Waru, Sidoarjo, terminal tersebut melayani angkutan penumpang antar kota dan antar provinsi.
Semenjak penyebaran coronavirus disease atau COVID-19, Terminal Bungurasih mulai tampak lengang. Hanya sedikit calon penumpang yang memanfaatkan jasa bis antar kota dan antar provinsi di terminal tersebut. Padahal, pada situasi akhir pekan seperti ini, aktivitas di Terminal Bungurasih biasanya “sangat sibuk”.
Hakim, salah satu supir bis di terminal tersebut mengatakan, penurunan jumlah penumpang mulai dirasakan sejak info pertama kali beredar ada warga yang positif corona di Surabaya. Semenjak saat itu, jumlah penumpang mulai menurun.
“Pertama ada info corona di Surabaya, masih seperti biasa mas. Tapi setelah itu, mulai deh penumpang sedikit demi sedikit berkurang,” katanya kepada sidoarjonews.id, Sabtu (21/3).
Weekend yang menjadi ajang untuk para perantau pulang ke kampung halaman berakhir pekan di rumah, sampai saat ini masih belum menunjukkan peningkatan jumlah penumpang yang signifikan. Ia berharap semoga wabah COVID-19 ini bisa segera tertangani.
“Sekarang masih belum terlihat mas, biasanya mulai kemarin seharusnya sudah rame. Gak tau kalau nanti sore semoga ada peningkatan penumpang,” ujarnya.
Sementara itu, Rofiq yang merupakan salah satu ojek pangkalan di Terminal Bungurasih menyatakan, semenjak adanya wabah COVID-19, sangat sedikit penumpang yang terlihat berlalu lalang di terminal tersebut. Hal tersebut juga berdampak pada pekerjaannya setiap hari.
“Sudah seminggu mas sepi. Biasanya jam segini ini sudah 3 sampai 4 penumpang, sekarang masih dapat satu,” katanya.
Menurutnya, akibat adanya imbauan dari pemerintah untuk mengurangi kunjungan di tempat ramai akibat virus tersebut, sangat berdampak pada pihak penyedia layanan jasa penumpang. Jika ojek sepertinya saat ini mengalami penurunan pemasukan akibat adanya sebaran virus, hal tersebut juga berdampak kepada angkutan yang lain.
“Jangankan kita mas, bis aja itu bis damri itu, sekarang sekali pemberangkatan paling banyak isi 15 orang. Coba itu sampean amati, kan kasihan mas. Apalagi kita yang ojek,” kata pria asal Sampang tersebut yang mengadu nasib di Surabaya.
Tidak hanya armada bis dan tukang ojek, sepinya calon penumpang di Terminal Bungurasih juga berdampak kepada penyedia layanan penitipan sepeda motor di area tersebut.
Andik, penyedia lahan parkir 24 jam di Bungurasih menyatakan bahwa jika weekend, tempatnya bisa menampung hampir lebih dari 80 sepeda motor, tapi saat ini hanya sekitar 30 sepeda.
“Biasanya sejak Jumat sore sudah penuh mas. Malah sampek tak taruh di sebelah juga. Ini hanya satu tempat saja, gak penuh juga, mungkin karena virus itu ya, makanya masyarakat pada jarang memanfaatkan fasilitas umum,” ucapnya. (Dimas)