TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id — Relokasi menjadi salah satu solusi jangka panjang penanganan banjir di Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri.
Opsi tersebut muncul sebagai salah satu rekomendasi tim ahli yang telah meneliti di desa tersebut. Kedua desa di Kecamatan Tanggulangin itu mengalami penurunan tanah sehingga genangan air menjadi sulit surut.
Menyoal opsi relokasi tersebut, ada warga di Desa Kedungbanteng yang setuju. Tapi, ada pula yang menolaknya.
Adalah Ariyan, warga Desa Kedungbanteng menyatakan setuju dengan opsi relokasi. Ia mengaku tidak betah hidup dengan kondisi banjir seperti sekarang.
“Dari pada terus menerus banjir seperti ini, lebih baik relokasi,” ujarnya, Kamis (21/1).
Hal senada juga disampaikan Basori. Warga RT 03 tersebut mengaku ragu pengurukan sirtu bisa membuat kediamannya bebas banjir.
“Sebelum adanya pembagian sirtu ini, kami sudah menguruk sendiri. Tapi tetap saja air terus baik meninggi dan kembali masuk rumah,” ujarnya.
Hal bertolak belakang disampaikan Suparno. Ia tidak ingin direlokasi sebab mata pencaharian sehari-harinya ada di desa ini.
“Warga yang sawah dan peternakannya di sini tentu berat dengan rencana relokasi. Misalnya kami direlokasi di rumah susun, lalu bagaimana kami bisa beternak dan bertani. Padahal itu satu-satunya mata pencaharian yang kami kuasai,” ujarnya.
Pro dan kontra terhadap opsi relokasi ini sebenarnya menjadi hal yang wajar. Sebab, kondisi dan keinginan setiap warga berbeda-beda. Pemkab Sidoarjo dituntut untuk memberikan solusi yang terbaik bagi semua warga terdampak. (Affendra F)