TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo perlu menata ulang mekanisme pengiriman bantuan sirtu bagi rumah terdampak banjir di Desa Kedungbanteng di Kecamatan Tanggulangin.
Pasalnya, bantuan sirtu yang dikirimkan oleh Pemkab Sidoarjo itu acakali diperebutkan oleh warga yang rumahnya terdampak banjir. Warga berharap pihak pemerintah desa bisa mengatasi masalah ini dengan menerapkan mekanisme yang jelas dalam pembagian sirut.
Menurut penutusan warga, kejadian ini seharusnya dapat dihindari apabila dari pihak pemerintah desa memiliki mekanisme jelas pembagian sirtu bagi rumah terdampak.
Liman, salah seorang warga Desa Kedungbanteng, mengatakan tidak ada kejelasan sistem pembagian membuat warga harus berebut sirtu.
“Tidak ada sistem yang jelas bagaimana pembagiannya. Warga harus mengawal truk pengangkut sirtu agar sampai ke rumahnya. Bila tidak, bisa direbut warga lain,” ujarnya, Selasa (5/1).
Dengan adanya prinsip ‘siapa cepat dan mengawal truk, dia yang dapat’, warga yang rumahnya berada agak jauh dari balai desa, khawatir tidak kebagian.
Menurutnya, seharusnya, sebelum truk pengangkut datang, pihak pemdes telah mendata kebutuhan sirtu tiap rumah warga. Sehingga semua warga bisa kebagian dengan adil.
“Kalau begini, warga yang terdampak lebih parah jadi was-was. Harusnya diprioritaskan warga yang dalam rumahnya digenangi air. Ini saja, kami amplopi untuk sopir truk agar ke sini,” ujarnya.
Sudah berbulan-bulan, warga Desa Kedungbanteng dan Desa Banjarasri terpaksa hidup di tengah banjir. Hujan deras yang mengguyur, menyebabkan kedua desa ini tergenang. Banjir tersebut masuk ke dalam rumah dan tidak surut hingga saat ini. (Affendra F)