KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kabupaten Sidoarjo kembali masuk ke dalam zona merah dengan resiko tinggi penularan Covid-19. Hal itu diketahui saat pemaparan dari tim epidemiologi FKM Unair Surabaya di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo, Kamis (13/8/2020).
Menanggapi hal tersebut, Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji mempertanyakan perihal sistem penentuan zonasi tersebut. Sebab ia menyatakan dari 15 item penentuan zonasi baik dari segi epidemiologi, surveillance, ataupun pelayanan kesehatan, Sidoarjo saat ini sudah bagus.
“Lebih-lebih terkait bagaimana kita membatasi kegiatan dan juga protokol kesehatan. Tingkat tertular kita gak banyak, yang sembuh banyak, lalu yang meninggal sedikit. Terus dimana salahnya?” katanya usai menghadiri pemaparan hasil kajian tim epidemiologi, Kamis (13/8).
Sumardji menambahkan, ia menginginkan adanya formulasi yang tepat untuk mengevaluasi.
“Kalau patokan 15 item yang digunakan itu kita tau, setiap hari kita garap itu karena berkaitan dengan data. Sehingga kita bisa bekerja itu tepat sasaran. Lah karena kita tahu itu, tim kita yang menghitung seharusnya kita orange lalu yang dipublish merah, kitakan lemas jadinya, ini sebenarnya bagaimana,” ucapnya.
Ia menjabarkan, sejauh ini pengetatan tetap berjalan. Malah menurutnya, dengan adanya sistem zonasi tersebut, tim satgas bisa melakukan upaya-upaya yang lebih ekstra untuk menekan angka sebaran.
Outputnya, jika misalkan sudah zona orange, satgas bisa memberikan kelonggaran kepada para pelaku perekonomian untuk menjalankan aktivitasnya. Namun tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Lebih lanjut, ia mengatakan tingkat kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan saat ini juga sudah tinggi. Memang menurutnya masih ada yang tidak patuh, tapi angkanya memang tidak terlalu tinggi.
“Contoh misalnya dia di rumah mau ke tetangganya dia tidak pakai masker. Tetapi kalau di area publik tingkat kepatuhannya 70-80 persen. Fenomena sekarang seperti di warkop mereka yang maskernya dilepas ketika ditanya kita mau minum kopi masak pakai masker pak. Lah yang seperti ini yang perlu kita edukasi lagi,” pungkasnya. (Dimas)