KOTA, SIDOARJONEWS.id — Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) Sidoarjo terus berupaya agar ketinggian air di beberapa wilayah yang terendam banjir, bisa segera surut.
Sejak Minggu (14/2) malam, sejumlah wilayah di Sidoarjo terendam banjir imbas curah hujan yang tinggi. Hal ini dikarenakan sejumlah afvoer tidak dapat menampung debit air yang terus naik akibat tingginya intensitas hujan selama tiga hari kemarin.
Kepala Bidang Irigasi dan Pematusan Dinas PUBMSDA Sidoarjo, Shanty Wahyu Angraini mengatakan, dinasnya akan memaksimalkan penggunaan pompa air agar ketinggian air di beberapa wilayah segera surut.
“Pompa-pompa yang ada di titik-titik banjir kami operasikan selama 24 jam penuh. Hanya istirahat selama dua jam setiap harinya,” kata Shanty kepada sidoarjonews.id, Rabu (17/2/2021).
Shanty menyebutkan, setidaknya ada enam lokasi penempatan pompa air yang dikerahkan pihak dinas saat ini. Enam titik lokasi itu berada di area Banjarpoh, Lemah Putro, Kapasan Sidokare, Kllenteng, Gayam, dan Bumi Citra Fajar.
“Untuk afvoer yang meluap itu ada di Afvoer Kemambang, Afvoer Pucang, Afvoer Sidokare, dan Afvoer Sekardangan. Ini untuk yang di perkotaan. Untuk yang di wilayah lain juga ada sepert di Wonoayu itu dari Afvoer Bader dan Afvoer Jogopati. Banjir ini kami menyebutnya sistem Sidokare yang bermuara di Peketingan,” urainya.
Shanty juga mengharapkan masyarakat bisa terlibat aktif dalam penanganan banjir ini. Beberapa cara yang bisa dilakukan masyarakat seperti mulai sadar untuk menjaga kebersihan saluran air dari sampah. Serta, segera menghubungi pihak dinas apabila menemukan pompa air yang tidak beroperasi atau ada tanggul yang mulai kritis kondisinya.
“Banjir ini memang besar, karena secara makro curah hujan lebih tinggi sesuai prediksi BMKG terkait angin muson LaNina. Diprediksi curah hujannya 40% lebih tinggi dari tahun sebelumnya,” pungkasnya. (Dimas)