KOTA, SIDOARJONEWS.id 0 Kabupaten Sidoarjo kembali berada dalam zona merah dengan tingkat resiko penularan virus Covid-19 tinggi.
Hal ini disampaikan oleh Ketua Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Unair, Atik Choirul Hidajah saat ditemui di Pendopo Delta Wibawa Sidoarjo.

Katanya, penentuan zonasi tersebut berdasarkan penentuan dari satgas pusat.
Namun ia juga menyatakan bahwa timnya juga sudah melakukan penghitungan untuk menentukan faktor apa yang menyebabkan Sidoarjo kembali masuk zona merah. Hasilnya, mereka menemukan ada masalah surveillance di Sidoarjo.
“Di indikator surveillance ini, lab yang digunakan belum termasuk jaringan balitbang, belum mempunyai username dan pasword juga. Jadi tidak bisa memasukkan datanya. Itu yang menyebabkankan angka testingnya Sidoarjo masih terdata rendah,” ungkapnya, Kamis (13/8).
Atik menambahkan, hal tersebut paling dimungkinkan berkontribusi besar dalam penentuan zona di Sidoarjo. Ia menyatakan, nantinya akan dilakukan kajian ulang yang hasilnya akan disampaikan pada kemenkes agar data testing Sidoarjo bisa masuk dalam database.
“Untuk indikator itu, memang lab yang mobile itu PCR mobile belum memiliki username dan pasword sehingga belum dimasukkan. Solusinya mencoba hitung ulang yang kemudian disampaikan ke kemenkes agar mendapat verifikasi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, Syaf Satriawarman akan mencoba menggali data kembali untuk menghitung pembenaran data di Sidoarjo. Terutama di indikator surveillance.
“Untuk indikator epidemiologi itu yang sepuluh poin itu sudah bagus. Tinggal yang surveillance dan pelayanan masyarakat itu yang coba kita gali. Ada kelemahan yang mana angka datanya,” ucapnya.
Syaf meyakinkan, data surveillance tersebut sudah ia kantongi. Namun Dinkes Sidoarjo belum mendapat password untuk menginput data ke pusat.
“Sehingga sampai sekarang tidak merekam, hingga akhirnya yang sudah dikerjakan gak langsung direcord di pusat,” tandasnya. (Dimas)