Oleh: dr. Ahmad Nur Hidayat (RSI Siti Hajar)
SIDOARJONEWS.id — Dari sekian banyak gangguan yang terjadi pada telinga, serumen prop merupakan yang paling sering ditemukan. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalami gangguan ini.
Serumen prop atau sumbatan serumen adalah kondisi tersumbatnya telinga oleh kotoran telinga (serumen) yang telah menggumpal keras dan membatu.
Perlu diketahui, setiap hari telinga kita memproduksi kotoran yang disebut serumen. Serumen atau kotoran telinga berbentuk seperti cairan lilin yang lengket dan berwarna kuning, merupakan hasil sekresi dari kelenjar seruminosa di liang telinga.
Serumen ini berfungsi untuk melapisi kulit liang telinga dan melindungi telinga dari kerusakan dan infeksi. Pada kondisi tertentu, serumen dapat menggumpal dan mengeras membatu, membentuk sumbatan serumen atau serumen prop.
Penyebab serumen prop ternyata karena telinga terlalu sering dibersihkan dengan cara dikorek-korek cukup dalam. Kebiasaan membersihkan telinga dengan cara seperti itu tidak tepat. Telinga yang terlalu sering dibersihkan dengan dikorek-korek cukup dalam, dapat membuat kotoran telinga (serumen) semakin terdorong ke dalam. Serumen yang semakin masuk ke dalam itu akan menumpuk di dalam liang telinga. Menggumpal. Dan akhirnya mengeras.
Gumpalan kotoran telinga yang mengeras itu terjadi perlahan-lahan dan dalam waktu cukup lama. Sehingga, kita seringkali tidak menyadarinya. Serumen prop baru diketahui setelah menimbulkan gangguan pada indera pendengaran. Dampaknya dapat menyebabkan telinga jadi sering berdengung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman. Gumpalan serumen prop juga akan menghalangi udara masuk ke dalam telinga sehingga bisa menurunkan daya pendengaran dan konsentrasi.
Gumpalan serumen prop harus dikeluarkan melalui beberapa tahapan. Yaitu dengan pemberian obat tetes pelunak selama lima hari berturut-turut. Pemberian obat tetes pelunak bisa dilakukan sendiri di rumah. Tapi harus atas sepengetahuan dokter.
Jangan menggunakan air untuk melunakkan gumpalan serumen prop. Sebab, gumpalan serumen prop sulit diencerkan dengan air. Selain itu, air yang masuk juga kemungkinan terperangkap di dalam telinga dan sulit keluar. Dampaknya, pendengaran jadi semakin tidak nyaman dan tambah sering berdengung.
Setelah kotoran telinga melunak, dilakukan pengeluaran dengan penyedotan. Pengeluaran juga dapat dilakukan dengan cara disemprot dengan air. Teknik penyemprotan dengan air hanya dapat dilakukan pada mereka yang tidak memiliki riwayat gendang telinga pecah.
Nah, karena kebiasaan terlalu sering membersihkan telinga ternyata berisiko, sebaiknya bersihkan telinga sesekali saja. Tak perlu terlalu sering dibersihkan. Apalagi sampai dikorek-korek terlalu dalam. Karena sebenarnya, telinga memiliki mekanisme sendiri dalam membersihkan dan mengeluarkan kotoran di dalamnya. Tanpa dikorek-korek dan dibersihkan dengan alat pembersih telinga (semisal cutton buds), kotoran telinga dapat keluar dengan sendirinya.
Bila kotoran telinga tidak ada atau bersih sama sekali, binatang akan mudah masuk dan merusak gendang telinga. Rusaknya gendang telinga akan menimbulkan dampak cukup fatal. Bisa menimbulkan ketulian.
Itulah sebabnya, kita tidak perlu terlalu sering membersihkan kotoran telinga. Apalagi sampai mengorek-ngoreknya terlalu dalam. Bagaimanapun, kotoran telinga tetap diperlukan untuk melindungi telinga dan indera pendengaran kita. (*/hs)