WONOAYU, SIDOARJONEWS.id – Kampung Wisata Kelengkeng di Desa Simoketawang di Kecamatan Wonoayu, menjadi percontohan bagi pemerintah desa di Sidoarjo yang ingin ‘menyulap’ wilayah tanas kas desa menjadi keren. Sebelumnya, Kampung Wisata Kelengkeng di Desa Simoketawang ini mendapat apresiasi dari Wakil Bupati Sidoarjo, Subandi.
Namun, jauh sebelum seperti sekarang, ikhtiar Pemdes Desa Simoketawang mewujudkan Kampung Wisata Kelengkeng tidaklah mudah. Bahkan, Kades Simoketawang, Zainudin Elyas mengaku sempat diejek ketika dirinya mencetuskan ide Kampung Wisata Kelengkeng di tahun 2018 silam.
“Sempat dulu dikatain gak kelengkengen ta pak?” ujarnya menirukan orang-orang yang mencibirnya di tahun 2018 lalu, Rabu (16/2).
Zainudin menceritakan, ide membuat Kampung Wisata Kelengkeng di Desa Simoketawang itu pertama kali muncul di tahun 2018 atas dasar ingin meningkatkan pendapatan asli desa sekaligus kesejahteraan warganya.
Namun, kala itu terkendala minimnya pengetahuan mengenai tanaman kelengkeng. Ia lantas bertemu dengan Julianto yang paham betul dengan budidaya kelengkeng. Bersama Julianto, Zainudin kemudian mulai menanam beberapa pohon kelengkeng di Tanah Kas Desa (TKD) seluas kurang lebih 1 hektar.
“Alhamdulillah, pohon-pohon kelengkeng tersebut tumbuh dengan baik dan menghasilkan buah lebat. Tapi kami belum tahu betul cara berbisnis kelengkeng. Ketemulah dengan dosen dan mahasiswa dari Untag (Universitas 17 Agustus Surabaya),” ungkapnya.
Kebetulan, dosen dan mahasiswa Untag tengah memiliki program Wiradesa. Yakni program pemberdayaan masyarakat desa. Bertahun-tahun mereka mendampingi warga Desa Simoketawang. Sehingga tercipta konsep matang tentang Kampung Wisata Kelengkeng.
Konsep tersebut terus ditekuni Zainudin Elyas melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) Simoketawang. Perlahan tapi pasti, Kampung Wisata Kelengkeng mulai terwujud.
Tak hanya mempunyai kebun kelengkeng seluas 1 hektar, ada juga pujasera beserta kolam renang di dekatnya. Beragam produk olahan kelengkeng bisa dinikmati oleh pengunjung di sini.
“Karena kami tidak ingin menjadi penjual kelengkeng. Kami ingin memberdayakan pula warga desa sebagai UMKM pemroduksi beragam olahan kelengkeng. Ada jus kelengkeng, lengsuding (kelengkeng susu puding), selai kelengkeng, hingga kopi kelengkeng,” ujarnya.
Hanya saja, Zainudin tak akan lama menikmati hasil kerja kerasnya sebagai kepala desa. Sebab, kurang dari lima bulan lagi ia akan meninggalkan jabatannya. Ya, Zainudin telah menjabat sebagai kepala desa selama tiga periode. Artinya ia tak bisa lagi mencalonkan sebagai kepala desa di Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) tahun ini.
“Tak masalah. Saya justru bangga bisa memberikan yang terbaik hingga di akhir masa jabatan,” imbuhnya.
Zainudin mengaku bersedia apabila kelak kepala desa yang baru meminta saran masukannya untuk perkembangan Kampung Wisata Kelengkeng. Semua demi kesejahteraan warga desa yang selama ini diayominya. (Affendra F)