KOTA, SIDOARJONEWS.id–Seminar nasional menjadi pembuka hari pertama kegiatan Silaturahmi Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (Silat Apik PTMA) 2022.
Seminar yang digelar di Aula Ahmad Dahlan GKB 2 lt. 5 ini dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia, termasuk seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
Acara dimulai pukul 9 hingga sekitar jam 12 siang (19/12).
Seminar nasional kali ini dipimpin oleh Poppy Febriana M.Med.Kom selaku dosen Prodi ilmu komunikasi Umsida. Ada empat keynote speaker yang tampil. Pemateri pertama yaitu Prof. Dr. Widodo Muktiyo, Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Komunikasi dan Media Massa. Dia menyampaikan materi berjudul Peran PR di Era Digital.
“Jadi dengan adanya perkembangan teknologi, kegiatan kehumasan sekarang tidak hanya dilakukan secara tatap muka saja. Kegiatan PR bisa diimplementasikan melalui berbagai media. Salah satunya yaitu media sosial yang membuat masyarakat lebih leluasa untuk melakukannya,” ujar Widodo.
Menurutnya, PR dibagi dibagi menjadi tiga masa. Yaitu media cetak di masa lampau, media online di masa sekarang, dan metaverse meta media di di masa depan.
“Sesuai namanya biar merupakan kegiatan yang dilakukan secara bersamaan jadi di masa sekarang kolaborasi merupakan kunci dalam dunia digital karena, “new power is hyperconnected,” imbuhnya.
Materi kedua disampaikan oleh Dr. Fajar Junaedi, S.Sos, M.Si., dosen di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Materi ini membahas tentang komunikasi pasca pandemi.
Menurutnya, ada satu hal yang bisa kita syukuri dengan adanya pandemi. Ketika masyarakat terbiasa dengan interaksi secara online dan eksistensi media cetak semakin berkurang, civitas akademik juga lebih condong menggunakan metode online untuk melakukan perkuliahan.
“Hanya dengan bermodal smartphone saja, kita sudah bisa mendapatkan ilmu dan berinteraksi dengan orang banyak,” ucap Pak Jun, sapaan akrabnya.
Seminar dilanjut dengan pemaparan materi ketiga oleh Sonny Harry B. Harmady. Beliau merupakan Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Covid-19. Dia menjelaskan materi tentang bagaimana media sebagai saluran penyebaran pesan pemerintah.
“Hal ini karena seiring berjalannya waktu, informasi mudah tersebar di berbagai platform media yang mendukung peningkatan kualitas, kuantitas, jangkauan, kecepatan, dan keberagaman informasi seiring berkembangnya teknologi. Ditambah adanya media sosial,” ujarnya.
Materi yang terakhir disampaikan oleh Dr. Novi Kurnia, M.Si., M.A., dosen dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dalam materi berjudul “Masa depan ditentukan oleh jari-jarimu”, beliau membahas tentang hoaks pada media sosial yang perlu disadari generasi muda.
“Sebenarnya (hoax) sudah ada sejak dulu. Hanya saja dengan penyampaian yang berbeda. Sebagai generasi muda, ketika menemui berita hoax, lebih baik memastikan kebenarannya dan tidak buru-buru menyebarkan,” ujarnya. (Romadhona S/*)