KOTA, SIDOARJONEWS.id – Jumlah kasus covid-19 di Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan drastis selama penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) tahap pertama.
Hal itu terungkap dalam rapat yang digelar Panitia kerja (Panja) pengawas tim gugus tugas Covid-19 Sidoarjo dengan tim gugus tugas penanganan Covid-19 Sidoarjo.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman mengatakan ada peningkatan jumlah kasus Covid-19 sebanyak 3 kali lipat selama PSBB tahap pertama.
“Jika sebelumnya pada 28 April kasus konfirm yang sudah terjadi sebanyak 81 orang selama 38 hari sejak 28 maret. Selama PSBB tahap satu ada penambahan 107 confirm 3 kali lipat dari sebelumnya,” katanya, Kamis (14/5).
Katanya lagi, sebelum PSBB masih ada dua kecamatan yang masih masuk zona hijau.
Namun ketika selesai PSBB tahap satu, tidak ada lagi zona hijau. Sedangkan yang masuk zona kuning, tinggal 3 kecamatan saja. Selebihnya masuk zona merah.
“Angka kematian tinggi sekitar 9.6 persen di Sidoarjo, sedangkan angka sembuh masih kecil. Bahkan saat ini dua hari masa PSBB tahap kedua, setiap harinya terjadi penambahan sekitar 19 sampai 20 orang perhari yang terkonfirmasi,” tuturnya.
Tidak hanya itu, menurutnya juga terjadi gejolak di desa-desa terkait Orang Tanpa Gejala (OTG) yang terkonfimasi positif terpapar Covid saat melakukan karantina mandiri di rumah. Syaf menyebut, saat ini terdapat 18 orang dengan status OTG yang ada di Sidoarjo yang terkonfirmasi positif.
Oleh karena itu dalam masa PSBB tahap kedua terdapat beberapa langkah yang akan disiapkan demi menekan angka sebaran di Sidoarjo. Adapun langkah-langkah tersebut ialah mengusulkan OTG yang karantina mandiri di rumah agar di karantina di hotel supaya tidak terjadi gejolak di desa.
Tidak hanya itu, bagi mereka yang terjaring dalam razia jam malam, dan ketika rapid test hasilnya reaktif maka akan ditempatkan di ruang observasi untuk dilakukan uji swab. Hal itu juga berlaku bagi mereka yang dirapid di tempat-tempat umum seperti masjid dan pasar nantinya.
“Kami juga mengusulkan untuk penempatan tenaga kesehatan di hotel untuk OTG yang dikarantina. Kita juga akan melakukan rapid perharinya dengan target 200 orang bagi nakes dan masyarakat umum,” ujarnya. (Dimas)