KOTA, SIDOARJONEWS.id – Sekar Delta Art Sidoarjo menggelar pameran seni rupa bertajuk “Srikandi Bertaut” dalam rangka menyambut Hari Kartini. Pameran yang bertempat di Galeri Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) ini dilaksanakan pada 3-10 April 2021.
Sebanyak 50 karya seni dihadirkan oleh 25 perupa perempuan Sidoarjo lintas generasi, dan menghasilkan beragam variasi bentuk, medium, obyek karya seni yang menarik. Ketua PKK Kabupaten Sidoarjo, Sa’adah Ahmad Muhdlor Ali berkesempatan membuka pameran ini pada Sabtu (3/4) sore.
“Saya sangat senang dengan adanya pameran bertajuk Srikandi Bertaut ini. Tentu akan kami dukung dan mungkin bisa disinkronkan dengan program-program bapak (Bupati Gus Muhdlor) ke depannya,” ujarnya.
Istri Bupati Sidoarjo ini juga mengapresiasi karya-karya seni yang dipamerkan. Ia tidak menyangka para seniman perempuan di Sidoarjo bisa menghasilkan karya seni yang luar biasa. Menurutnya, setiap karya seni yang dipamerkan memiliki ciri khas tersendiri serta memiliki pesan yang ingin disampaikan.
“Mereka benar-benar menuangkan jiwanya dalam karyanya. Saya harap Pemkab Sidoarjo akan terus memberi dukungan pada pameran-pameran seperti ini,” ujarnya.
Ketua Pameran Srikandi Bertaut, Syska La Veggie mengungkapkan Srikandi Bertaut merupakan metafora perempuan kuat yang saling bersinergi melawan ketidakadilan. Srikandi merupakan sosok tokoh pewayangan perempuan yang tangguh dan pemberani. Sedangkan makna dari kata “bertaut” yaitu saling bergandengan dan juga merapatkan sesuatu yang renggang dan/atau terluka.
“Tak hanya itu, selama pameran berlangsung, juga akan dihibur dengan berbagai program publik seperti pemutaran film, live sketsa wajah, aksi mural, dan berbagai workshop kreatif,” tutur Syska.
Ketua Dekesda Sidoarjo, Ali Aspandi mengatakan pameran Srikandi Bertaut merupakan momen untuk menyatukan para seniman perempuan di Sidoarjo yang selama ini berserakan belum terintegrasi.
“Geliat seniman perempuan di Sidoarjo ini besar sekali, hanya saja belum ada space yang layak untuk pameran bersama. Inipun sebenarnya belum layak, tapi masih lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya,” ujarnya.
Ali Aspandi juga menyampaikan kendala yang selama ini dihadapi oleh para seniman di Sidoarjo ialah infrastruktur. Sampai saat ini, Sidoarjo belum memiliki infrastruktur yang mendukung para seniman berkarya.
“Sekarang sedikit banyak sarana dan prasarana telah mendukung. Terbukti gairah teman-teman seniman mulai meningkat,” ujarnya.
(Affendra F)