KOTA, SIDOARJONEWS.id – Maraknya isu-isu radikalisme di Indonesia menjadi tantangan utama PCNU Sidoarjo ke depan. Terlebih, isu-isu radikalisme yang sudah mengarah pada dunia pendidikan.
Steering Commite Konfercab NU ke XXI Sidoarjo, Dr. Sholehuddin mengungkapkan ada beberapa isu penting yang menjadi pekerjaan rumah (PR) PCNU Sidoarjo ke depan menyambut satu abad Nahdlatul Ulama. Salah satunya isu radikalisme yang sudah mengarah pada dunia pendidikan.
Hal itu sejalan dengan tema yang diambil dalam Konferensi Cabang NU ke XXI yang bakal digelar pada Minggu, (28/11) yakni “Kemandirian Jam’iyah Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama”. Warga Nahdliyin diharapkan bisa mandiri dalam segala hal. Baik dalam pemikiran, pendidikan, ekonomi, kesehatan dan lain-lain.
“Isu radikalisme ini sangat penting dibahas. Nah, bagaimana PCNU bisa merespons hal ini untuk kedepannya,” jelas dr. Sholehuddin.
Dia mengungkapkan, deradikalisasi dalam dunia pendidikan seharusnya bisa menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan. Tentunya dibarengi dengan Aswaja yang sudah teruji. Meski sudah ada kebijakan moderasi beragama, namun NU dengan aswajanya yang sudah teruji tak jadi masalah. Hanya saja, perlu beberapa alangkah dalam mengatasi hal itu.
“Untuk tekhnisnya nanti bagaimana teman-teman di PCNU menyusun langkahnya,” terangnya.
Selain itu, PCNU juga mempunyai tantangan lain yakni mendirikan klaster-klaster pendidikan anak usia dini yang selama ini belum terselesaikan. “Kemarin sempat ada masukan untuk menggarap Paud. Misal di perumahan-perumahan. Sekrang kan sudah banyak, dan inilah yang akan kita kawal terus,” tambahnya.
PCNU juga mengapresiasi atas apa yang dicanangkan pemerintah daerah melalui beasiswa atau bantuan belajar. Termasuk juga merespon peraturan Presiden nomor 82 tahun 2021 tentang pengelolaan dana pesantren. “Nah ini seperti apa respon pemerintah kabupaten. Dan bagaimana langkah PCNU mengawal itu,” tandasnya. (syaikhul)