BUDURAN, SIDOARJONEWS.id – Puluhan warga Desa Sidokerto mendatangi Balai Desa Sidokerto, Jumat (28/8) malam. Sekitar 50 warga hadir dalam forum audiensi yang diadakan pemerintah desa. Mereka menuntut agar Kasi Kesra Desa (Modin) segera diturunkan atau mengundurkan diri.
Beberapa elemen juga turut menghadiri forum tersebut. Mulai dari BPD, organisasi kemasyarakatan, perwakilan tiap RW, Babinkantibmas, dan juga Babhinsa.
Kepala Desa Sidokerto, Ali Nasikin, saat membuka forum mempersilahkan kepada warga untuk menyampaikan pendapat dan alasan perihal keinginan warga agar Pemdes memberhentikan kasi kesra dari jabatannya.
Ketua Ranting NU Sidokerto, Agus H. Ali Bashori lantas menjabarkan bahwa seorang kesra harus tahu bagaimana cara merawat jenazah. Menurutnya, awalnya warga memberikan kesempatan agar yang bersangkutan untuk belajar bila memang tidak paham caranya merawat jenazah. Namun kesempatan tersebut tidak diambil dan tidak pernah datang selama masa pembelajaran.
“Sudah diberikan jatah belajar juga tidak datang. Ketika ada warga meninggal juga tidak pernah datang. Bahkan yang terakhir, karena tidak ada modin yang mengurus jenazah warga yang meninggal, keluarga almarhum sampai mendatangkan dari desa sebelah,” ungkapnya.
Berawal dari itu, pria yang akrab disapa Gus Ali ini menyebut warga merasa resah dengan keberadaan mudin karena dianggap menghindar dari tugasnya. Sehingga mencuatlah keinginan agar mudin tersebut segera diganti.
“Kita langsung saja to the point, mundur dari kesra atau diberhentikan oleh kepala desa. Itu semua tergantung pak lurah kebijakannya,” ujarnya.
Pendapat tersebut turut dibenarkan salah seorang warga perwakilan dari RW 10 Sidokerto. Dia mengatakan kejadian yang sempat melibatkan mudin dari desa sebelah tersebut terjadi ketika ada warga yang meninggal di RWnya.
Menurutnya, warga RW 10 ketika itu kebingungan harus mengadu kepada siapa. Sebab kesra yang dimaksud tidak bisa dihubungi. Bahkan pasca dimakamkan pun tidak ada jawaban sama sekali dari yang bersangkutan.
“Kami adalah warga desa. Kami tidak dapat respon yang bagus, secara pribadi kami punya prinsip yang sama dan punya hak yang sama dalam hal apapun untuk mendapat pelayanan,” tegasnya.
Forum pun semakin memanas ketika Lurah Desa Sidokerto tidak segera mengambil keputusan atas tuntutan warga. Lurah sempat menyodorkan beberapa solusi yakni merekrut mudin pembantu.
Namun, solusi tersebut ditolak warga. Warga tetap menuntut agar kasi kesra segera diberhentikan dari tugasnya. Pada akhirnya rapat tersebut ditutup dengan keputusan pemdes meminta kelonggaran waktu selama satu minggu untuk berkonsultasi dengan pihak yang di atasnya.
“Baik kami akan putuskan, tapi kami minta waktu satu minggu untuk berkonsultasi dan mencari solusi terbaik kepada tatanan pemerintah di tingkat kecamatan,” ujar Ali Nasikin. (Dimas)