KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayah Kabupaten Sidoarjo, sudah menginjak hari ketujuh, Senin (4/5/2020). Beragam upaya telah dilakukan Pemkab Sidoarjo selama masa PSBB demi menekan angka sebaran Covid-19.
Mulai membatasi kegiatan sehari-hari warga seperti sekolah, kuliah hingga bekerja. Bahkan juga diberlakukan jam malam bahwa mulai pukul 21.00 WIB hingga pukul 04.00 WIB pagi tidak ada aktivitas di luar rumah. Akan tetapi di lapangan, masih ada saja warga yang melanggar ketentuan tersebut.
Akibat dari masih adanya warga yang melanggar ketentuan dari PSBB, aparat keamanan dari Polresta Sidoarjo harus melakukan penindakan. Mulai dari sanksi tilang, hingga melakukan rapid test di Mapolresta Sidoarjo bagi yang melanggar jam malam.
Menanggapi masih adanya warga yang melanggar PSBB, pengamat kebijakan publik, Dr. Hidayatullah, M.Si menyebut peranan keluarga serta aparatur desa sangat penting. Menurutnya perlu ada arahan sekaligus peringatan kepada anggota keluarga ataupun warga dari aparatur desa tentang pentingnya stay at home dan menjalankan protokol kesehatan.
“Masih banyak anak-anak, remaja, dan orang dewasa yang masih ‘keluyuran’ di luar tanpa ada keperluan yang sangat penting. Aparat Polri dan TNI bisa lebih tegas dalam memberi peringatan kepada warga yang keluar rumah, tapi tidak ada keperluan yang penting,” ujar Hidayatullah kepada sidoarjonews.id, Senin (4/5/2020).
Hidayatullah juga menyoroti pemberian santunan berupa sembako dan masker bagi masyarakat kurang mampu di Sidoarjo perlu diperbaiki lagi datanya. Data tersebut menurutnya harus diperbarui dan disesuaikan kembali dengan kondisi saat ini.
“Pemberian santunan sembako dan masker bagi masyarakat kurang mampu perlu tepat sasaran dan merata. Beberapa laporan yang sempat kami terima, banyak data masyarakat yang diberi tidak tepat dan ada warga yang kondisinya perlu dibantu, tidak masuk dalam daftar,” ungkap Hidayatullah yang juga merupakan Rektor dari Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini.
Hidayatullah menekankan pentingnya kampanye penerapan protokol kesehatan. Menurutnya, membiasakan hidup bersih seperti sering mencuci tangan, merupakan bagian dari penerapan protokol kesehatan yang seharusnya perlu ditegakkan di seluruh lapisan masyarakat.
Tidak kalah penting, penyediaan tempat cuci tangan dengan sabun dan air mengalir di fasilitas umum perlu ditambah. Termasuk di pintu-pintu pasar.
“Kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan perlu terus dikampanyekan dan ditegakkan. Membiasakan hidup bersih, sering mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, berwudhu, memakai masker ketika di luar, menjaga jarak, dan tidak berkumpul dengan banyak orang, tetap di rumah, serta memperbanyak ibadah dan berdoa kepada Allah adalah kunci untuk memutus rantai covid-19,” terangnya.
Lebih lanjut, Hidayatullah juga memberikan gambaran mengenai penerapan PSBB. Menurutnya, penerapan PSBB akan lebih efektif jika tidak hanya diterapkan di kawasan Surabaya Raya saja (Surabaya, Sidoarjo, Gresik). Ia mengatakan, PSBB juga perlu dilaksanakan di semua daerah yang termasuk zona merah.
“Ini memang pilihan yang sangat berat untuk diambil. Tetapi jika kita semua mau, Insya Allah perkembangan covid-19 akan cepat menyusut dan kita bisa lebih cepat merasakan suasana yang menggembirakan,” pungkasnya. (Dimas)