Penulis : Ni’matus Hilda Salsabillah
(Mahasiswa Program Studi Administrasi Publik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo)
Jumlah penduduk Indonesia per tahun 2020 adalah sebesar 273,5 juta. Fakta tersebut membuat Indonesia menduduki negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia setelah Amerika Serikat.
Ledakan jumlah penduduk di Indonesia tentu saja lebih banyak membawa dampak negatif, salah satunya adalah kemiskinan yang cukup tinggi. Untuk mengatur laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka pemerintah Indonesia mengeluarkan sebuah kebijakan penduduk.
Kebijakan penduduk adalah sebuah kebijakan yang memiliki tujuan untuk turut serta melahirkan kesejahteraan ekonomi dan sosial bagi warga masyarakat dalam sebuah negara dengan melalui usaha perencaan dan pengendalian penduduk. Salah satu bentuk kebijkan penduduk yang ada di Indonesia adalah program keluarga berencana (KB).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Berencana, disebutkan bahwa keluarga berencana (KB) adalah usaha peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera. Program ini sudah diterapkan di Indonesia sejak tahun 1970 silam.
Implementasi kebijakan kependudukan di Indonesia yang dituangkan dalam bentuk program keluarga berencana telah banyak menuai kesuksesan. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikutip dari iNewsYogya.id bahwa keberhasilan Program Keluarga Berencana di Indonesia telah diakui dunia internasional dan PBB.
Tidak hanya itu, bukti kesuksesan lainnya adalah Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah melakukan pelatihan yang bertajuk International Training On Comprehensive Right Based Family Planning yang telah menginjak tahun kelima dan diikuti oleh 5 negara berkembang.
Dimensia sosial, ekonomi, dan politik juga merasakan dampak yang cukup baik karena diterapkannya program keluarga berencana ini. Dampak di bidang ekonomi yang dirasakan masyarakat cukup beragam dan dapat dikatakan mampu membawa masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik.
Dampak tersebut antara lain :
1.Fokus keuangan lebih tertata
Dengan program keluarga berencana, masyarakat secara tidak langsung telah melakukan perencanaan terhadap cashflow keluarga mereka sebab dengan 2 anak orang tua dengan penghasilan yang pas-pasan dapat memberikan sandang, papan, pangan serta pendidikan yang layak.
Hal tersebut akan berbanding terbalik dengan orang tua yang memiliki jumlah anak lebih dari dua, dengan penghasilan yang pas-pasan mereka tidak akan mampu memberikan sandang, papan, pangan dan pendidikan yang layak bagi anak-anak mereka. Sehingga hal tersebut menurut saya dapat meningkatkan angka kebodohan di Indonesia.
2.Angka kemiskinan berkurang
Program keluarga berencana ini berkontribusi positif untuk menurunkan angka kemiskinan di Indonesia sebab dengan program ini telah berhasil menurunkan angka kemiskinan hingga mencapai skor 71,3.
3.Istri dapat membantu perekonomian keluarga
Dengan mengikuti program keluarga berencana, perekonomian sebuah keluarga setidaknya dapat menjadi lebih baik sebab dengan jumlah anak yang sedikit seorang ibu dapat membantu perekonomian keluarga dengan bekerja.
Apabila program keluarga berencana ini membawa dampak yang positif bagi kehidupan masyarakat, tentu saja secara tidak langsung akan berdampak pula bagi dimensi sosial. Dampak-dampak sosial dari keluarga berencana tersebut antara lain :
1. Kepadatan penduduk menurun
Dengan laju pertumbuhan penduduk yang sedikit berkurang, kepadatan penduduk otomatis akan berkurang. Sejak diterapkan pada 1970 silam, program keluarga berencana ini membuat laju pertumbuhan penduduk terus menurun sehingga penduduk di Indonesia tidak terlalu padat. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikutip pada Republika.co.id, bahwa laju pertumbuhan penduduk periode 2010-2020 sebesar 1,25 persen, angka tersebut menurun dibadingkan pada periode 2000-2010 yakni mencapai 1,49 persen.
2. Kesehatan reproduksi terjaga
Tidak dapat diragukan lagi bahwa program keluarga berencana membawa dampak yang besar bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya ialah kesehatan reproduksi sang ibu akan lebih terjaga sebab waktu melahirkan berkurang dan jarak kelahiran diatur dengan baik.
3. Keharmonisan keluarga
Tidak beberapa dampak diatas, dengan mengikuti program keluarga berencana ini dapat berdampak pada keharmonisan keluarga sebab dengan jumlah anak yang sedikit mereka dapat fokus menentukan masa depan dan hubungan antara suami istri tidak akan terganggu sehingga keharmonisa kelauarga tetap terjaga.
Tak hanya itu, di sisi lain program keluarga berencana juga menghasilkan sebuah dampak bagi dimensi politik di Indonesia. Dengan lahirnya program keluarga berenana tersebut setidaknya menjadi bukti keberhasilan pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan untuk mengatasi laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi di Indonesia.
Kisah sukses program keluarga berencana di Indonesia yang ditorehkan dalam bentuk dampak pada ketiga bidang diatas tidak serta merta memiliki arti pelaksanaan keluarga berencana di Indonesia berjalan sangat sempurna.
Pada kenyataannya, masih terdapat beberapa kelemahan dalam implementasi program tersebut. Seperti yang terjadi pada Desa Bangun Mulya, keterbatasan dana yang diberikan pemerintah membuat pelaksanaan program keluarga berencana di desa tersebut belum berjalan maksimal. Oleh karena itu, pelaksanaan program tersebut sepertinya harus dikaji ulang oleh pemerintah Indonesia. (*)