PANDAAN, SIDOARJONEWS.id — Demam gawai yang kini menjangkiti anak-anak, membuat mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) terdorong untuk ikut mengenalkan kembali permainan tradisional anak-anak di era modern.
Akhir pekan kemarin, mahasiswa KKN Umsida di Desa Sumberejo, Pandaan, Pasuruan bersama warga dan perangkat desa, mengawali ikhtiar untuk menghidupkan kembali Bapetra (Belajar Permainan Tradisional Anak) yang telah lama vakum di desa tersebut. Mereka berencana menggelar perlombaan permainan tradisional anak-anak pada pertengahan Februari mendatang.
Sebelumnya, digelar kegiatan technical meeting Gebyar Perlombaan Bapetra tingkat SD di Desa Sumberejo yang dihadiri langsung oleh Kepala Desa Sumberejo, Nur Hambali dan Dosen Pembimbing Lapangan dari Umsida, Rahmania Sri Untari.
Anisatur Rohmah, mahasiswi Umsida yang menjadi ketua pelaksana kegiatan menyampaikan, dengan mengusung tema “Mengasah Motorik Anak melalui Permainan Tradisional di Era Revolusi Industri 4.0”, kreativitas yang dimiliki anak-anak, kecerdasan, keaktifan, ketangkasan, percaya diri dan kerja sama, diharapkan dapat digali dan diasah pada saat bermain permainan tradisional yang kaya manfaat ini.
“Bonusnya, dengan melakukan permainan tradisional ini, tubuh mereka akan menjadi lebih sehat. Sebab, permainan ini mengajak anak-anak untuk aktif bergerak,” ujar mahasiswi program studi Pendidikan IPA ini.
Anik, warga Desa Sumberejo yang pertama kali mencetuskan program Bapetra pada 2013 lalu, mengaku senang dengan semangat para mahasiswa KKN Umsida dalam menghidupkan kembali permainan tradisional di desanya.
Anik menjelaskan, perlombaan yang diselenggarakan pada 16 Februari nanti, akan diikuti oleh anak-anak dari setiap dusun di Desa Sumberejo.
Menurutnya, perlombaan tersebut akan bisa mengasah motorik kasar dan motorik halus anak anak. Untuk motorik kasar, nantinya ada beberapa permainan yang akan di lombakan. Antara lain benteng-bentengan, boi-boian, balap enggrang, dan estafet balok. Sementara untuk permainan motorik halus, akan ada perlombaan mengasah otak. Yakni lomba lukis dengan pasir berwarna.
“Semoga, acara ini dapat berjalan lancar dan Bapetra dapat hidup kembali, serta menjadi ikon Desa Sumberejo,” pungkas Anik (Alfaro)