KOTA, SIDOARJONEWS. id – Satlantas Polresta Sidoarjo menyebut kebutuhan CCTV dalam menunjang program Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) tidak cukup hanya disediakan oleh Pemda dan Polres.
Kasatlantas Polresta Sidoarjo, Kompol Wikha Ardilestanto mengatakan dalam merealisasikan program ETLE, ada spesifikasi khusus terkait kamera yang dipasang tersebut. Salah satunya kamera yang dilengkapi dengan face recognition (pengenalan wajah), menggunakan software VMS (AI), Server storage, server aplikasi, PC client untuk verifikasi, Jaringan FO yang kokoh, dan tersambung dengan software pengolahan ETLE yang terkoneksi dengan E-Tilang.
“Jadi, kamera ETLE di Polda Metro Jaya bisa menindak pelanggaran sabuk pengaman dan pengunaan handphone saat berkendara. Secanggih itu, ” Jelas Kompol Wikha Ardilestanto, Rabu (27/1/2021).
Meski demikian, menurutnya program tersebut bisa saja terealisasi dengan cepat. Seperti di Sidoarjo misalnya, Kabupaten Sidoarjo sangat berpeluang besar bisa merealisasikan itu asal ada peran serta perusahaan.
Kabupaten Sidoarjo terdapat banyak perusahaan besar yang lokasinya berada di pinggir jalan raya. Jika hal itu bisa di kerjasamakan dan dibarengi regulasi Bupati Sidoarjo, maka akan segera terealisasi.
“Misal ada perbup yang mewajibkan pelaku usaha atau pabrik yang ada di pinggir jalan yah minimal memasang dua CCTV yang bisa diakses kepolisian. Maka tinggal hitung saja perusahaannya ada berapa. Atau paling gampang pom bensin dan indomaret, ya minimal dua CCTV lah. Tapi tergantung Perbup,”jelasnya.
Menurutnya keberadaan CCTV dinilai sangat membantu dalam hal pengawasan polisi. Sebab, hal itu tidak hanya menertibkan para pelanggar lalu lintas, melainkan meminimalisir tingkat kriminalitas di jalan raya.
“Apalagi pakai CCTV yang sesuai Face Recognition. Nah, angan-angan saya tidak hanya bisa menggandeng pemda, melainkan pengusaha atau masyarakat,”tandasnya. (hadi)