KOTA, SIDOARJONEWS.id – Teguh Widyo Basuki (63) yang mengaku tinggal di Kecamatan Waru, Sidoarjo mengaku secara rutin mendonorkan darahnya.
Bahkan, pria bergolongan darah B itu sudah 163 kali mentransfusikan darahnya.
“Sejak 2011. Awalnya donor darah di Malang,” ucapnya saat ditemui di bus donor darah Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Kabupaten Sidoarjo yang berada di Jalan Raya Pahlawan Kompleks GOR, Kamis, (6/8/2020) sore.
Setiap dua bulan sekali dirinya juga mengaku rutin donor darah sebagai salah satu tindakan berbagi untuk orang yang membutuhkan.
“Jika tidak donor darah badan terasa berat, semacam capek begitu,” tambahnya.
Hal senada diungkapkan Kristin Karalovina, warga Candi, Sidoarjo. Wanita 26 tahun ini mengaku sudah 4 kali mendonorkan darahnya.
“Tidak rutin, sih. Semoga bermanfaat,” terang wanita dengan golongan darah AB itu.
Sementara itu, petugas Aftap atau pengambil darah pendonor, Eric Julianto mengungkapkan, sebelum adanya pandemi covid-19, pelayanan di bus donor darah mampu mendapatkan 60-70 kantong darah.
Namun, selama pandemi merebak, jumlah itu berkurang hingga 50 persen.
“Salah satu kendalanya adalah warga jarang berani keluar rumah di masa pandemi,” tambahnya.
Hari ini, tambah dia lagi, pihaknya bersyukur telah mendapatkan 25 kantong darah dari para pendonor.
Staf seleksi, Andri Purwadiansah, mengaku fokus kepada instruksi Ketua Umum PMI, HM Jusuf Kalla. Ia menyebut, di setiap jejaring UTD untuk menyalurkan darah bagi korban ledakan di Lebanon.
“Monggo bagi para pendonor untuk segera menyumbangkan darahnya. Dalam 2-3 hari kedepan, PMI akan mengirimkan bantun darah kepada para korban ledakan di Lebanon karena sangat dibutuhkan saat ini,” cetusnya.
Kata dia, donor darah bisa dilakukan di bus donor darah yang berada di GOR atau di kantor UTD PMI Sidoarjo di Jalan Raya Jati No.1.
“Di bus donor darah dibuka dua shift, mulai pukul 08.00 – 20.00,” terangnya.
Selama pandemi, protokol kesehatan dalam berdonor darah ketat diterapkan. Mulai cuci tangan, isi formulir donor darah hingga formulir skrining covid-19.
“Setelah itu, cek suhu dan oksimetri (oksigen dalam tubuh). Selanjutnya, kalau semua normal, lanjut tes Hemoglobin (HB) dan tensi darah,” bebernya.
Untuk mencegah kondisi pendonor apakah sudah sesuai standar yang diinginkan, pihaknya juga melakukan pengecekan di data base yang telah dimiliki PMI.
“Jarak normal 60 hari untuk donor darah lagi,” imbuhnya.
Di sisi lain, lewat media sosial, Palang Merah Lebanon @RedCrossLebanon menyerukan kebutuhan mendesak terkait pendonor darah. Organisasi yang bergerak dalam bidang sosial kemanusiaan itu tengah berjuang menangani korban ledakan besar di Beirut, Lebanon. (ardian)
— Lebanese Red Cross (@RedCrossLebanon) August 4, 2020