KOTA, SIDOARJONEWS.id — Hari ini, warga Sidoarjo akan menggunakan hak suaranya untuk memilih pasangan bupati dan wakil bupati di Pilkada Sidoarjo Rabu (9/12). Perlu diingat, pilkada kali ini berbeda dari sebelumnya. Sebab, pelaksanaan pilkada kali ini berada di tengah situasi pandemi Covid-19.
Ada 12 kebiasaan baru yang harus dipahami oleh pemilik suara sebelum menyalurkan hak pilihnya di masing-masing TPS yang telah disiapkan KPUD Sidoarjo. Kebiasaan baru tersebut berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan ketat yang harus diterapkan, baik oleh penyelenggara maupun pemilik suara.
Ke-12 kebiasaan baru tersebut, yang pertama, tiap TPS dibatasi maksimal 500 orang pemilik suara. Dalam teknisnya dan juga termasuk dalam kebiasaan baru ini, warga yang akan mencoblos ketika mengantre sebelum ke bilik suara harus menjaga jarak.
Warga yang akan mendatangi TPS pun, jam kedatangannya telah ditentukan KPUD Sidoarjo. Jadi, warga harus menyesuaikan jam kedatangan sebelum mulai masuk TPS dan mengantre untuk menuju bilik suara.
“Jadi biar tidak bergerombol dan menunggu giliran masuk ke TPS dan bilik suara,” kata ketua KPUD Sidoarjo, Mukhamad Iskak.
Kebiasaan baru yang lain, pemilih yang akan menyalurkan hak pilihnya mendapatkan sarung tangan plastik. Selain itu, warga pun juga akan diukur suhu tubuhnya sebelum memasuki area TPS.
TPS pun juga akan menyediakan masker. Masker tersebut diperuntukkan bagi warga yang akan memilih, tapi lupa atau tidak memakai masker. Warga pun diwajibkan melakukan cuci tangan terlebih dahulu saat akan masuk TPS.
“Nanti juga akan disediakan bilik khusus juga bagi mereka yang suhu tubuhnya diatas 37,3 derajat. Ini juga bagian dari 12 kebiasaan baru itu,” sambung Iskak.
Bilik-bilik suara tersebut nantinya juga akan rutin disemprot disinfektan setelah digunakan warga. Tujuannya agar lokasi tersebut tetap steril dari virus korona tersebut.
Kebiasaan baru yang lainnya, petugas KPPS diwajibkan untuk menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Mulai dari hazmat, face shield, dan juga masker. Mereka pun juga harus sudah dinyatakan non reaktif saat menjalankan tugasnya.
“Jadi mereka sudah di-rapid terst terlebih dahulu. Kemudian yang terakhir ialah penggunaan tinta tetes sebagai pengganti tinta celup,” pungkasnya. (Dimas)