BUDURAN, SIDOARJONEWS.id — Calon Wakil Bupati Sidoarjo nomor urut 3, Dwi Astutik menyerap harapan petani jamur di Beciro, Kecamatan Buduran. Selama ini, petani jamur di sana memiliki produksi yang melimpah.
Namun, mereka seringkali merugi lantaran adanya jamur dari luar Sidoarjo yang masuk dan dijual dengan harga lebih murah. Hal itu diungkapkan salah satu petani jamur bernama Hardoyo.
“Datangnya jamur dari luar daerah Sidoarjo dengan harga Rp 5 ribu ini mematikan pasaran jamur di Sidoarjo,” ucap Hardoyo kepada Dwi Astutik, Minggu, (29/11/2020).
Hardoyo mengatakan, pemilik usaha dan petani jamur di desa setempat merintis usaha tersebut sejak tahun 2009. Ia mengaku produksi jamur yang dihasilkan harus bersaing di pasar lokal. Pasalnya, jamur yang berasal dari petani lokal Sidoarjo kalah harga dengan jamur yang datang dari luar Sidoarjo. Jika kondisi seperti ini terus bertahan, petani akan merugi dan bahkan bangkrut.
“Sementara di sisi lain, konsumen pasti akan memilih harga yang lebih murah,” jelas Hardoyo.
Pihaknya berharap ada regulasi yang mengatur pengawasan harga pada setiap barang yang masuk ke Sidoarjo. Tujuannya, harga jamur bisa tetap stabil dan bersaing di pasaran.
Masalah lain adalah ketika over panen jamur. Para petani melakukan terobosan menjadikan jamur sebagai produk makanan atau jamur krispi. Hanya saja, hal ini terkadang terkendala oleh sulitnya dalam hal pemasaran.
Menanggapi curhatan itu, Dwi Astutik mengatakan potensi petani jamur di Desa Beciro ini patut menjadi perhatian. Sebab, sebagai bagian dari upaya memajukan dan menguatkan sektor UMKM.
“Untuk over panen mestinya bisa dimaksimalkan dengan ikhtiar mengolah jamur menjadi olahan lain seperti keripik, hingga makanan berbahan dasar jamur lainnya,” tutur Dwi Astutik.
Menurut Dwi Astutik, mengolah jamur pastinya membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. SDM yang mumpuni juga akan membantu meningkatkan pemasaran. SDM yang unggul akan menghasilkan produk yang berkualitas dan kemasan yang menarik untuk meningkatkan angka penjualan.
“Kami sudah datang kesini dan meninjau kondisi petani jamur. Dan nanti jika saya (Dwi Astutik, red) dan Pak Kelana diamanahi ke Pendopo, akan menguatkan potensi jamur di Beciro. Selain itu, akan menguatkan pemasaran hasil olahannya dengan cara memanfaatkan digital marketing,” jelasnya (*/Ardian)