SIDOARJONEWS.id – Ada lebih dari 28.900 pesantren dan sekolah berasrama di Indonesia yang perlu dipersiapkan dengan beragam kelaziman baru atau new normal agar tidak menjadi titik penyebaran baru covid-19.
Pernyataan itu disampaikan oleh Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah PBNU, KH. Abdul Ghaffar Rozin dalam diskusi daring “Persiapan Pesantren dan Boarding School Memasuki Era New Normal” yang diselenggarakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (9/6/2020).
Kehidupan pesantren dan sekolah berasrama lain yang sangat komunal tentu menimbulkan kecemasan tersendiri bagi para orang tua wali, Pemerintah, dan juga masyarakat.
Salah satu kekhawatiran yang muncul adalah potensi pesantren menjadi klaster penyebaran Covid-19 apabila pengelola tidak mampu mengadopsi tata cara dan kebiasaan baru sesuai protokol kesehatan.
“Keresahan masyarakat demikian besar akan fenomena tersebut. Hal ini tampak dari animo peserta diskusi yang mencapai 1.835 orang, belum lagi mereka yang menyimak tanpa mendaftar melalui panitia” jelas Mutimmatul Faidah, Ketua Acara, lewat press release yang diterima redaksi.
Ia menambahkan, peserta yang hadir tak hanya dari kalangan wali siswa, namun juga dari para pengelola Pesantren serta sekolah berasrama di Seluruh Indonesia.
Panitia mencatat ada peserta dari Enrekang-Sulawesi Selatan, Ngabang-Kalimantan Barat, Serpong-Banten, hingga Sumatera Barat.
Selain Gus Rozin, panggilan akrab KH. Abdul Ghaffar Rozin, juga hadir sebagai pemateri adalah Dr. Martadi dari Dewan Pendidikan Surabaya dan dosen UNESA yang mengulas tentang apa saja yang harus disiapkan oleh orang tua, secara psikis dan fisik, ketika mengirimkan buah hatinya kembali ke pesantren atau asrama.
Materi terakhir tentang prosedur kesehatan yang perlu dipersiapkan oleh pengelola sekolah asrama disampaikan oleh tim edukasi Gugus Covid-19 Rumah Sakit Unair, dr. Niken Sasdhara.
Penyelenggaraan diskusi merupakan bagian dari komitmen UNESA mengambil langkah nyata membantu masyarakat menghadapi Covid-19 dan melewati masa Pandemi. Melalui kolaborasi tiga pusat studi yang dimiliki: Pusat Kajian Halal, Pusat Studi Gender dan Anak, serta Pusat Unggulan IPTEK Keolahragaan, UNESA menyelenggarakan seri diskusi terkait covid-19.
Diskusi ini mengerucut pada perlunya negara hadir untuk memperhatikan kondisi pesantren dan boarding school, sehingga kelaziman baru .
Pesantren adalah tema diskusi yang kedua, sementara yang pertama tentang Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi yang menghadirkan Ketua PKK Jawa Timur, Arumi Bachsin telah terlaksana pada 6 Mei lalu.(*/hut)