KOTA, SIDOARJONEWS.id — Ketua Umum Pertina Provinsi Jawa Timur, Rahmat Muhajirin, menyatakan keseriusan untuk kembali menggairahkan tinju amatir di Jawa Timur. Salah satunya dengan menggelar Musyawarah Kerja Provinsi (Muskerprov) yang agendanya digelar pada pertengahan bulan November mendatang.
Anggota DPR RI dari Partai Gerindra ini secepatnya akan memutuskan tempat dilaksanakannya Muskerprov tersebut. Menurutnya, ada tiga tempat yang rencananya akan dijadikan tempat Muskerprov. Yakni di Probolinggo, Tulungagung, atau Malang.
“Nanti, kami pilih daerah yang berada di tengah-tengah. Tentunya, di tengah pandemi Covid-19 ini, minimal wilayah yang statusnya berzona kuning,” ucap Rahmat Muhajirin kepada Sidoarjonews id, Jum’at, (30/10/2020).
Di Muskerprov nanti, tambah Rahmat, pihaknya bakal membahas inventarisir mulai dari masalah kepengurusan, atlet, hingga laporan pertanggungjawaban di tahun 2019 ini.
“Laporan program yang sudah dikerjakan, sedang, dan yang akan dikerjakan selama ini seperti apa? Juga mempersiapkan program kerja Pertina di Kabupaten/Kota untuk tahun 2021,” bebernya.
Dalam menyongsong PON di Papua pada tahun depan. Pihaknya sudah mempersiapkan sejumlah program kerja melalui Porprov, Porkab, dan sebagainya. Diharapkan di skala nasional, Pertina Jawa Timur mampu mendulang prestasi yang lebih baik.
“Di Sidoarjo saat ini ada 5 sasana, salah satu diantaranya milik KONI Sidoarjo yang berada di kompleks GOR Sidoarjo. Hal ini tentunya bisa membantu meningkatkan prestasi atlet di Jawa Timur,” jelasnya.
Di sisi lain, pengurus Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Provinsi Jawa Timur menargetkan raihan 2 medali emas dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) yang akan digelar di Papua tahun 2021 mendatang.
“Ada tiga atlet yang berhasil lolos seleksi Pra PON dan kemudian akan mewakili Provinsi Jawa Timur untuk bertanding di PON 2021 di Papua. Target kami, 2 medali emas,” ujar Ketua Harian Pertina Provinsi Jawa Timur, Neddy Tanaem.
Menurut Neddy, di cabor tinju, persaingan paling ketat selama ini terjadi dari kontingen Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tentunya tuan rumah sendiri. Namun, hal itu tidak membuat pengurus dan atlet yang sudah menjalani sejumlah latihan menjadi kendor. Pasalnya, pertinjuan Jawa Timur sempat jaya di era tahun ’60-an hingga tahun ’90-an. (Ardian)