KOTA, SIDOARJONEWS.id — Maraknya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), yang menyerang hewan ternak di Sidoarjo, mengakibatkan 18 sapi yang terjangkit virus harus dipotong paksa.
Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Kabupaten Sidoarjo, saat ini terus melakukan monitoring data terkait hewan ternak yang terindikasi virus PMK.
Sub Koordinator Kesehatan Hewan Fungsional Medic Veteriner Muda Dispaperta Sidoarjo, Rina Vitriasari mengatakan jika saat ini sudah ada 744 hewan ternak yang terdampak.
“Sidoarjo tergolong rendah untuk kematian. Sapi mengalami kematian sebanyak 14, sedangkan dipotong paksa ada 18,” katanya, Selasa (10/5).
Saat ini, pihaknya juga gencar melakukan pengobatan dengan melakukan pengecekan secara sintomatis, yang digalakkan untuk mengetahui gejala muncul. Seperti demam maupun hipersalivasi.
Sebab itu, Rina juga melakukan pendampingan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE). Sebagai sosialisasi bahwa wabah PMK ini bukan penyakit Zoonosis, yang tidak menular ke manusia.
“Jadi seandainya ada terindikasi PMK. Harus segera diobati. Untuk tingkat pencegahan hewan dipotong paksa. Tapi kita arahkan ke Rumah Potong Hewan, tidak boleh memotong sendiri,” ujarnya.
Namun ia juga mengungkapkan jika hewan ternak yang sudah terindikasi PMK, dan sudah dilakukan proses potong paksa. Maka, daging tersebut, kata Rina, masih aman untuk dikonsumsi.
“Asalkan dengan perlakuan yang asuh. Dengan pemasakan yang sesuai, seperti memasak dalam 100 derajat, virusnya sudah mati,” jelasnya.
Namun saat ini, di Sidoarjo sendiri, hewan ternak yang sering ditemui terdampak wabah, masih sapi dan kerbau. Sedangkan untuk domba hingga kambing masih belum terdapat laporan dari masyarakat. (Luqman)