KOTA, SIDOARJONEWS.id – Berbagai persiapan telah dilakukan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sidoarjo menjelang berlangsungnya tahun ajaran baru tingkat SMP yang akan segera dimulai. Termasuk penerimaan jalur afirmasi.
Hari Senin (29/6) lalu, pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMP jalur afirmasi telah dimulai. Jalur ini khusus diperuntukkan bagi peserta didik yang berasal dari keluarga tidak mampu.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Asrofi menyampaikan, berapapun peserta didik yang mendaftar baik itu secara online maupun manual, akan didata dan dicek langsung ke rumahnya oleh panitia PPDB sekolah, ditambah unsur desa dan kecamatan.
“Pendaftar jalur afirmasi ini akan dicek-satu persatu. Yang sudah diteliti rata-rata memang memenuhi syarat dari keluarga tidak mampu,” terang Asrofi, Jumat (3/7/2020).
Dari verifikasi dan validasi lapangan itu, selanjutnya kepala sekolah atas nama ketua PPDB tiap satuan pendidikan akan mengirimkan data itu ke panitia PPDB kabupaten.
“Senin ini, penerimaan jalur afirmasi tingkat SMP akan diumumkan oleh tim pengolah data dari ITS secara online jam dua belas siang. Sedangkan tingkat SD sudah rampung,” kata Asrofi.
Adapun pendaftar jalur afirmasi jalur SMP di Sidoarjo ternyata tidak merata. Ada sekolah yang pendaftarnya sedikit, ada juga yang sangat banyak. Terutama di wilayah pinggiran. Seperti tahun lalu, komposisi murid baru tingkat SMP terdiri dari jalur afirmasi 15 %, jalur prestasi 30 % dan 50 % jalur zonasi. Sedangkan 5 % sisanya ditambahkan untuk penambahan jalur afirmasi dan zonasi.
“Peserta didik baru yang diterima melalui jalur afirmasi nanti langsung daftar ulang secara online. Sedangkan yang tidak bisa online bisa datang ke sekolah namun harus memperhatikan protokol kesehatan,” terang Asrofi.
Pada hari Senin 13 Juli 2020 mendatang, para siswa sudah mulai mengikuti proses belajar mengajar. Namun mereka tidak perlu pergi ke sekolah karena sistem pengajaran akan dilakukan secara daring.
“Pada tanggal 13 nanti, semua guru mulai tingkat pra sekolah hingga SMP mengajar muridnya melalui daring. Jam pelajarannya dipangkas 50 persen dari waktu normal. Bagi murid yang tidak memiliki ponsel bisa mengikuti pelajaran bersama temannya,” imbuh Asrofi. (Satria).