KOTA, SIDOARJONEWS.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo telah menyiapkan dua hotel untuk dijadikan ruang isolasi bagi orang tanpa gejala (OTG) di Sidoarjo yang telah berstatus confirm setelah menjalani tes swab.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, drg. Syaf Satriawarman mengatakan, untuk hari ini, satu hotel sudah bisa digunakan isolasi untuk para OTG.
“Insya Allah hari ini sudah ada satu (hotel) yang kita isi dengan OTG,” katanya kepada sidoarjonews.id, Rabu (27/5/2020).
Ditemui di ruang kerjanya, Syaf mengatakan bahwa di hotel tersebut juga akan disediakan dokter untuk berjaga. Tidak hanya itu, menurutnya, karyawan hotel juga nantinya akan disediakan APD.
“Tetap ada nakes (tenaga kesehatan) yang standby di situ, itu wajib. Sidoarjo Insya Allah menyiapkan dua hotel. Tapi yang sudah pasti satu dan kapasitasnya 58 kamar,” ucapnya.
Syaf menyebutkan, untuk kapasitasnya sendiri satu kamar bisa diisi dua orang dengan catatan keduanya harus satu keluarga. Di hotel tersebut juga akan disediakan meja kecil di depan kamar untuk menaruh makan minum yang nantinya akan diambil langsung oleh pasien tanpa ada kontak dengan pelayan hotel.
“Begitupun jika ingin beli makanan ringan seperti gorengan, tinggal telpon karyawannya, uangnya taruh diamplop nanti diambil karyawannya. Nanti kalau pesanannya sudah datang dikabari lagi, karena telpon dari kamar kan gratis,” jelasnya.
Syaf menambahkan, di RSUD Sidoarjo saat ini sudah bisa melakukan uji swab. Namun, swab di RSUD menurutnya masih terbatas melakukan uji lab.
“RSUD itu sudah bisa memulangkan pasien meski hasilnya sudah negatif sekali. Jadi bisa swab tapi tidak banyak. Namun, ketika dipulangkan takutnya ada keramaian, jadi mereka yang pulang ditaruh di hotel dulu. RIK sendiri saat ini sisa 6,” ucapnya.
Lebih lanjut, Syaf menyatakan, saat ini di Sidoarjo, di kawasan S. Parman Waru menjadi klaster penyumbang kasus konfirm terbanyak. Di Kecamatan Waru sendiri, menurut Syaf terdapat 127 kasus konfirm dan untuk Desa Waru sendiri 25 konfirm.
“Laporan terakhir non reaktif swabnya yang di Pepelegi buka peti jenazah. Tapi di Pepelegi itu ada yang positifm tapi bukan karena kasus itu. Kasusnya tetap gak berubah 14 konfirm. Jadi kasus yang paling diperhatikan saat ini itu S. Parman. Karena belum berhenti,” tandasnya. (Dimas)