TANGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Pemerintah Kabupaten Sidoarjo berencana membongkar bangunan-bangunan liar yang berdiri di sepanjang sempadan sungai di Desa Kedungbanteng dan desa Banjarasri, kecamatan Tanggulangin, Kabupaten Sidoarjo.
Namun pembongkaran ini akan dilakukan begitu musim hujan berakhir.
Pembongkaran tersebut merupakan bagian dari upaya normalisasi sungai agar banjir tidak lagi terjadi di dua desa tersebut.
Namun, upaya ini kemungkinan tidak akan mudah mengingat jumlah bangunan liar yang ada di sana mencapai ratusan dan sebagian besar merupakan bangunan permanen yang dipakai warga untuk hunian dan tempat usaha.
Camat Tanggulangin, Sabino Mariano mengatakan pihaknya akan segera berkomunikasi dengan warga.
“Tidak bisa serta merta menertibkan, namun butuh pendekaatan dan komunikasi yang baik,” ujarnya.
Ia menambahkan, selain normalisasi sungai, langkah jangka panjang untuk mengatasi banjir di dua desa ini adalah pembuatan bozem.
“Ada tanah kas desa di Kedungbanteng seluas 1,7 hektar, nanti akan dibuat bozem untuk menampung air. Air yang menggenang di desa ini kemudian dipompa masuk ke dalam bozem. Pada musim kemarau, air bisa dipompa keluar,” imbuhnya.
Kata Sabino, bozem itu akan dikelola desa dan dapat difungsikan untuk kolam budidaya ikan maupun sebagai obyek wisata.
Sementara itu, Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin mengatakan, banjir di dua desa tersebut terjadi karena banyak hal. Di antaranya pengurangan area resapan akibat alih fungsi lahan serta kemungkinan juga terjadi penurunan tanah.
“Saya sudah memerintahkan Camat Tanggulangin untuk mendata bangunan liar yang ada di sana. Kalau perlu dibuat perjanjian tertulis dengan warga. Nomalisasi ini akan dilaksanakan bila musim kemarau sudah tiba,” jelasnya. (Satria).