PORONG, SIDOARJONEWS.id – Sejak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan di Sidoarjo pada 28 April 2020 lalu, jam operasional seluruh pasar tradisional di Sidoarjo juga dibatasi. Pembatasan ini bertujuan untuk memutus mata rantai persebaran pandemi covid-19.
Namun, pembatasan ini justru menimbulkan antrean panjang. Upaya jaga jarak pun terlewatkan.
Salah satunya yang terlihat di Pasar Porong, Kamis (30/4/2020) siang.
Pada jam 13.00, antrean ratusan kendaraan pedagang baik roda empat dan roda dua nampak ‘mengular’ di pintu masuk pasar bagian Selatan.
Mereka turun dari kendaraan yang memuat komoditas sayur-mayur dan justru bergerombol menungu pintu masuk dibuka.
“Kami telah mengevaluasi dan memajukan jam operasioanl pasar Porong agar penumpukan tidak terjadi lagi seperti kemarin. Tadi kami membuka pintu masuk pada jam 14.30. Maju 1,5 jam,” terang Nawari, Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sidoarjo.
Dua hari sebelumnya, operasional Pasar Porong dimulai pukul 04.00 sd 11.00 dan pukul 16.00 sd 20.00.
Nawari melanjutkan, pihaknya mewajibkan pemakaian masker kepada penjual dan pembeli di Pasar Porong.
“Yang tidak memakai masker, kami larang masuk pasar. Kami juga menyediakan tempat cuci tangan di beberapa tempat,” imbuh Nawari.
Meskipun bisa memaklumi aturan PSBB, beberapa pedagang mengeluhkan turunya pendapatan mereka. Salah satunya adalah Inter Kurniawan. Ia adalah pedagang cabai hijau.
“Biasanya saya membawa 6 kwintal cabai perhari. Namun sekarang hanya 2 kwintal. Pembelinya sepi sekali,” ujarnya.
Keuntungan yang Ia dapat juga terjun bebas. “Dahulu kami bisa bawa duit sejuta perhari. Sekarang paling banter 200 ribu saja,” imbuh Inter.
Pedagang Pasar Porong yang lain adalah Purnomo. Pedagang sayuran ini juga mengaku omzetnya turun drastis.
“Sayur yang kita jual juga tidak segar, karena terlalu lama mengantre dan kepanasan. Saya berharap virus ini segera berlalu dan kita bisa berjualan setenang dulu,” harap Purnomo. (Satria).