BATU, SIDOARJONEWS.id – Pegiat media sosial multi platform se Jawa Timur berkumpul di acara East Java Social Network Meet Up! 2020. Acara yang mengusung tema “Pahlawan Digital Pembawa Perubahan” ini digelar selama dua hari, 5-6 Desember 2020 di Singhasari Resort Hotel, Kota Batu.
Puluhan admin akun sosial media yang memiliki segala macam tujuan (goals), kali ini mendapatkan materi luar biasa dari tiga narasumber yang hadir.
Tampil sebagai pengisi materi pertama ada Pak Ndul Waton Guyon. Dalam pemaparannya, pemilik jargon Ahlinya Ahli, Intinya Inti, Core of The Core ini memberikan materi terkait membangun social network yang kondusif.
“Artinya, jangan membuat konten yang sifatnya provokatif. Jauhi berita bohong (Hoax). Jika ada informasi, konfirmasi ke pihak terkait terlebih dahulu sebelum kalian share,” ucap Pak Ndul, Sabtu, (5/12/2020).
YouTuber unik ini juga menyemangati sejumlah peserta yang hadir. Dia juga berbagi beberapa trik menjadi content creator. Diantaranya kiat-kiat bagaimana menambah keberanian untuk melangkah menjadikan suatu perubahan yang lebih baik.
“Ekspresikan dengan warna kita. Semua orang punya potensi. Nah, kita harus bisa menggali potensi pribadi masing-masing lebih dalam,” ujar pria asal Madiun tersebut.
Selain aplikasi YouTube, Pak Ndul juga menyebut bisa memanfaatkan aplikasi TikTok. Ia menyarankan untuk memaksimalkan aplikasi yang saat ini sedang digandrungi masyarakat di Indonesia.
“Dengan menggunakan aplikasi tersebut, bisa dimanfaatkan sebagai pijakan dalam menyalurkan potensi yang ada,” tambahnya.
Pria bernama asli Agung Sukoco ini juga menceritakan secara blak-blakan awal mula sebelum menjadi sosok terkenal seperti saat ini. Mulai dari keliling dunia, memutuskan usaha kecil-kecilan ketika kembali ke Indonesia, hingga bergeliat dalam dunia YouTube.
“Basic-nya sebagai orang teknik. Sempat keliling dunia. Pada tahun 2017, saya pulang ke Indonesia. Setelah di Indonesia, saya melakukan bisnis kecil-kecilan,” ucap pria berjenggot putih itu.
Dengan mempertahankan kultur budaya Jawa yang kental dan banyak perbendaharaan kata, utamanya dalam istilah-istilah bidang teknik dan sains, ia kerap diundang ke sejumlah tempat untuk menjadi narasumber.
“Jika nanti kita terkenal, jaga attitude. Down to earth. Dan, jangan lupa, minta do’a restu kepada kedua orang tua,” pesannya.
Pak Ndul juga berharap kepada agen-agen perubahan yang hadir untuk menyebar kebaikan. Sehingga, mampu membawa perubahan, minimal di sekeliling lingkungan.

Tampil sebagai pemateri kedua adalah Founder Good News From Indonesia, Akhyari Hananto. Pria yang laris manis diundang sebagai pembicara webinar tingkat nasional ini sedikit berbagi pengalamannya. Dengan mengambil tema “Buat Konten, Jangan Sekadar Viral”, Akhyari berharap anak muda Indonesia bisa lebih kreatif di era digitalisasi.
Terlebih dengan teknologi digital yang berkembang cukup pesat seperti saat ini, generasi muda diharapkan terus berkarya dan berperan aktif memperkenalkan potensi-potensi Indonesia ke seluruh dunia.
“Konten lokal atau kearifan lokal juga bisa digali lebih dalam. Agar ke depannya, dunia tahu wajah Indonesia seperti apa,” ucapnya.
Pria yang mengaku mengawali bermain dunia maya melalui aplikasi sosial media Twitter di tahun 2009 ini berpesan, ketika bermain sosial media harus berdampak baik. Atau membawa perubahan ke arah positif.
“Yang paling penting adalah menyebar berita positif. Anak-anak muda harus berprestasi,” sebutnya.
Pemateri ketiga di sesi kedua adalah Wicaksono atau yang akrab disapa @ndorokakung di jagat dunia maya. Konsultan komunikasi dan media sosial asal Yogyakarta ini memilih materi terkait membuat konten dan konsistensi keaktifan di media sosial
“Ibaratnya, pasar yang dicari apa? Targetnya apa? Misal, jika suka foto atau visual, bisa pilih platform media sosial Instagram,” jelasnya.
Tak hanya itu, tambah lulusan Ilmu Komunikasi UGM ini, konsistensi update konten harus tertib dan tepat. Selain itu, punya engagement atau tingkat interaksi yang tinggi juga mempengaruhi jika ingin menjadi Influencer.
“Variabelnya adalah Like, Comment (jumlah komentar), Share (dibagikan), Save (disimpan), dan Time (durasi mengakses konten),” urai pria yang kini aktif mengunggah tulisan motivasi kiat-kiat ber-media sosial.
Ketua panitia acara, Shela Novitalia Tamara mengatakan, acara ini diikuti oleh pegiat sosial media di seluruh kabupaten/kota yang ada di Jawa Timur. Utamanya akun sosial media sosial dengan jumlah followers di atas 10 ribu.
“Akun-akun sosial media yang postingannya umum. Posting soal pariwisata, kuliner, budaya dan lain-lain,” jelasnya. (Ardian)