KOTA, SIDOARJONEWS.id – Nama sepeda lipat Brompton sedang naik daun sejak beberapa waktu belakangan.
Meski popularitas sepeda berharga mahal itu menanjak akhir-akhir ini, namun sebenarnya di Surabaya, Sidoarjo, dan sekitarnya, sudah ada komunitas pecinta sepeda Brompton sejak 2010.
Menurut dr Amalia Astrid, founder perkumpulan 031 Brompton, sejak 2008 sudah banyak pecinta sepeda lipat di Surabaya. Sedangkan pecinta sepeda lipat merek Brompton sendiri, sudah mulai bermunculan sejak 2010.
“Saya mulai menggunakan Brompton tahun 2012 lalu gabung dengan beberapa komunitas di Surabaya dan aktif ikut ajang nasional tahun 2013 atau 2014. Sudah ada perkumpulan Brompton Indonesa,” ujar dokter Lia, panggilan akrab dr Amalia Astrid dalam program bincang bertajuk Ngopi Sidoarjo bersama Sidoarjonews.id dan akun Instagram @Sidoarjo.id.
“Kalau 031 Brompton sendiri kita bikin grupnya sekitar tahun 2017. Tiga tahun yang lalu,” sambungnya.
Mulanya, lanjut dr Lia, jumlah anggota 031 Brompton tak lebih dari 10 orang. Namun kemudian beberapa pecinta Brompton yang asli Surabaya namun berdomisili di Jakarta, ikut bergabung dan gowes bareng.
“Jadi kita bukan cuma teman-teman di Surabaya dan Sidoarjo, tetapi dari kota lain juga ada. Cuma mereka memang asli Surabaya atau Sidoarjo,” lanjutnya.
Lia menyebutkan, 031 Brompton di masa pandemi covid-19 banyak vakum. Namun beberapa anggotanya tetap bersepeda meski dalam jumlah kecil. Selain itu, mereka juga melakukan kegiatan sosial seperti penyaluran donasi APD untuk sejumlah rumah sakit dan fasilitas kesehatan di Surabaya dan Sidoarjo.
“Kemudian kami juga ke panti asuhan dan bagi-bagi sembako untuk masyarakat yang terdampak covid-19. Ini Kklaborasi bersama Folks id (Komunitas Folding Bike Sidoarjo). Sambil gowes, kami bagi-bagi bantuan buat masyarakat,” sambungnya.
Lia mengakui, pandemi covid-19 menyebabkan minat masyarakat untuk menekuni aktivitas gowes meningkat.
“Efek pandemi, orang jadi ingin berolahraga, mereka tidak bisa jalan-jalan ke mal, akhirnya pilih bersepeda dan ada yang memilih Brompton. Akibatnya, tahun ini harga Brompton memang fantastis. Berbeda dengan dulu, harganya kisaran 15 juta sampai 20 juta,” imbuh dokter Lia.
Folks Id
Sementara itu, Wahyu Adi dari komunitas Folks Id menyebutkan bahwa komunitasnya lebih beragam.
“Semua merek sepeda lipat boleh bergabung bersama kami,” kata Adi.
Dia menyatakan bahwa Folks Id berdiri 2 tahun lalu. Awalnya hanya 10 orang yang bergabung dan gowes bareng. Sepuluh orang inilah yang kemudian menginisiasi lahirnya Folding Bike Sidoarjo.
“Saat ini, yang tergabung di komunitas kami itu sudah sampai 250 orang. Semuanya pengguna sepeda lipat berbagai merek,” kata Adi.
Adi menuturkan, para pecinta sepeda lipat umumnya menggilai jenis sepeda ini karena alasan kepraktisan.
“Kalau gowes ke luar kota enak, bisa dilipat dan dimasukkan dalam mobil. Jadi alasannya karena memang praktis,” pungkasnya.