KOTA, SIDOARJONEWS.id — Para pedagang terompet di Kawasan Gading Fajar mengeluhkan penurunan omzet di momen pergantian tahun ini. Meski tidak ada larangan berjualan terompet di Sidoarjo, mereka mengaku was-was terkena razia.
Zaini, salah seorang pedagang terompet mengatakan, di tahun ini ia hanya berjualan terompet selama dua hari. Di tahun sebelumnya, ia sudah menggelar lapak satu minggu sebelum tahun baru.
“Awalnya khawatir, karena dengar-dengar dilarang. Tapi kalau tidak jualan, keluarga saya tidak bisa makan,” ujarnya, Kamis (31/12).
Selain itu, ia juga mengeluhkan omzet jualan terompetnya turun drastis di tahun ini. Tahun lalu, ia bisa meraup untung hingga Rp 2,5 juta dari seminggu berjualan terompet.
“Dua hari ini sejuta saja tak dapat. Hari ini saja cuma dapat Rp 350 ribu,” ujar pria yang kesehariannya berjualan celana dan jas hujan ini.
Menurutnya, larangan merayakan tahun baru membuat masyarakat enggan membeli terompet. Ditambah lagi kekhawatiran terkena virus Covid-19 dari terompet yang kerap kali dicoba oleh calon pembeli.
“Tapi kebanyakan orang beli sekarang tidak dicoba. Mereka langsung beli dan dibawa pulang,” ujarnya.
Senada dengan Zaini, Sardi penjual terompet lainnya juga mengeluh penurunan omzet di tahun ini.
“Tahun lalu, bisa untung Rp 3,5 juta. Tapi tahun ini sejuta saja tidak ada,” akunya.
Ia mengaku terpaksa tetap berjualan terompet sebab sudah membeli dari produsen jauh-jauh hari sebelumnya. Menurutnya, aturan jam malam dan larangan perayaan tahun baru merugikan pedagang sepertinya.
“Biasanya pembeli banyak datang di habis magrib hingga malam hari. Tapi sekarang kan tidak boleh berjualan melebihi jam 18.00,” ujarnya. (Affendra)