CANDI, SIDOARJONEWS.id — Di masa pandemi Covid-19, pelaku pelaku usaha tempe di Sidoarjo mengaku penghasilannya turun drastis. Untuk menghindari kerugian secara terus menerus, mereka terpaksa mengurangi jumlah produksi.
Hal tersebut dialami Sugito, pengusaha tempe asal Desa Sepande, Kecamatan Candi, Sidoarjo. Sebelum Covid-19, Sugito mengaku mampu memproduksi tempe dengan jumlah 70 Kilogram sampai 80 kilogram setiap harinya. Kini, produksi kedelainya turun drastis. Hampir separohnya.
“Terdampak banget. Sekarang setiap hari kami hanya produksi 50 Kilogram. Itu pun seringkali masih sisa. Sedangkan para pengrajin lainnya, bisa dibawah 20 kilogram, dan sudah banyak yang gulung tikar” ujar Sugito saat ditemui di rumahnya, Kamis, (26/11/2020) kemarin.
Selain masalah menurunnya daya beli, Sugito juga mengungkap permasalahan lain. Yakni harga kedelai yang terus merangkak naik, bahkan terbilang langka.
“Harapan saya dan para pelaku usaha tempe, ada kemudahan untuk mendapatkan bahan baku. Selain itu, bantuan berupa masuknya program pipanisasi gas bumi. Tujuannya agar biaya produksi kami bisa ditekan” urai Sugito.
Menanggapi curhatan itu, calon bupati Sidoarjo nomor urut 3, Kelana Aprilianto, di sela kunjungannya menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah strategis untuk membantu para pengusaha tempe.
“Kami sudah menyiapkan langkah strategis untuk para pelaku usaha tempe maupun tahu. Bila nanti saya dan Ibu Dwi Astutik diberi amanat untuk menjadi bupati dan wakil bupati Sidoarjo, kami akan mendatangkan kedelai dengan kualitas terbaik dengan harga yang lebih murah,” ujarnya.
Secara khusus, Kelana menyebut bahkan sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah Ghana. Dalam pembicaraan tersebut salah satunya adalah kesedian Ghana untuk mengekspor kedelai ke Indonesia.
“Kedelai dari Ghana harganya lebih murah, tetapi dengan kualitas yang bagus, sehingga kepastian mendapatkan bahan baku lebih terjamin,” tegas Kelana.
Sedangkan terkait dengan permintaan pipanisasi gas, untuk pengrajin tempe, pihaknya pasti akan mengabulkan permohonan tersebut, tentunya setelah dilakukan kajian secara teknis di lapangan.(*/Ardian)