KOTA, SIDOARJONEWS.id – Imlek seperti kurang lengkap tanpa kue keranjang. Jajanan yang terbuat dari ketan dan gula ini memang khas Imlek.
Salah satu produsen kue keranjang tertua di Sidoarjo ialah Tok Swie Giok. Perempuan 80 tahun ini telah memproduksi kue keranjang sejak 35 tahun silam. Selama itu pula kue keranjang buatannya mampu menarik hati hingga warga luar kota.
Tok Swie Giok menjelaskan sebenarnya tak ada bahan khusus dalam pembuatannya. Ia hanya mengandalkan ketelatenan dan tak kompromi dengan kualitas bahan baku yang digunakan.
“Tak ada yang spesial. Hanya saja kami konsisten pakai bahan baku ketan yang bagus. Masih berbentuk ketan ya, bukan tepung ketan,” ujarnya.
Menurutnya, banyak produsen kue keranjang lainnya yang memilih langsung menggunakan tepung ketan karena alasan kepraktisan Namun, Tok Swie Giok tak ingin cara instan. Ia memilih menggunakan beras ketan yang kemudian digiling halus menjadi tepung.
Selanjutnya, yang tak kalah penting menurut Tok Swie Giok adalah proses mengukus kue keranjang. Dibutuhkan waktu empat jam agar menghasilkan kue keranjang yang tahan lama dan enak.
“Ini juga yang buat produsen lain berpikir dua kali. Sebenarnya 2,5 jam sudah matang. Tapi hasilnya kurang bagus. Kami di sini 4 jam,” ujarnya.
Selama empat jam pengukusan, harus dikontrol secara berkala apabila kurang air atau adonan kue keranjang terlalu mengembang.
“Lalu yang wajib adalah menjaga kebersihan dalam proses pembuatan. Kue keranjang ini kue suci di kepercayaan Tionghoa. Jadi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi si pembuat. Pertama tidak sedang datang bulan. Kedua, tidak dalam kondisi berduka karena kerabat meninggal dunia,” jelasnya.
Tok Swie Giok menceritakan pengalamannya memasak kue keranjang saat ada kerabat yang meninggal. Kala itu ia terlanjur ada pesanan dari pelanggan. Meski sudah menjalankan semua tahap pembuatan, tetap saja kue keranjang tersebut gagal.
“Sudah dua kali saya alami. Memasak saat ada kerabat meninggal. Hasilnya, gagal semua. Satu panci gagal semua,” ujarnya.
Karena menjaga kualitas dan tradisi turun temurun hingga kini, kue keranjang buatan Tok Swie Giok selalu banjir pesanan menjelang Imlek. Setiap Imlek ia bisa menghabiskan 500 kg ketan yang menghasilkan lebih dari 2000 kue keranjang. (Affendra F)