TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id -= Pandemi Covid-19 yang melanda sejak tahun 2020 lalu membuat perekonomian lesu. Tak hanya di Sidoarjo, hal yang sama juga dialami oleh semua daerah di Indonesia.
Salah satu yang terdampak pandemi adalah industri kerajinan tas kulit di Tanggulangin. Kecamatan di Selatan Kabupaten Sidoarjo ini sejak puluhan tahun silam terkenal sebagai sentra penghasil produk olahan kulit yang berkualitas.
Makhbub Junaedi, pelaku UKM kerajinan tas kulit menuturkan, pandemi Covid-19 telah meluluhlantakkan perekonomian pelaku UKM di Tanggulangin. Menurutnya, untuk bisa bertahan, salah satu caranya adalah dengan masuk ke pemasaran digital.
“Kalau tidak mau mendalami pemasaran digital, ya bergantung pada orderan dari tengkulak,” ujarnya kepada Sidoarjonews.id, Kamis (4/2).
Junaedi menjelaskan, untuk mengerjakan pesanan dari tengkulak, para pengrajin harus memangkas biaya produksi sedemikian rupa agar mampu bersaing.
“Mereka hanya ambil ongkos produksi Rp 2500 per tas. Itu pun kadang listrik untuk produksi tidak dihitung,” ujarnya.
Sedangkan pengrajin yang mau mendalami pemasaran digital perlahan-lahan mulai bisa menjual produknya melalui beragam platform daring. Usahanya kini mulai menggeliat ke arah positif. Meski demikian, jumlah pengrajin yang seperti ini sangat sedikit.
“Untungnya, kami dulu pernah mendapat pelatihan digital marketing dari Pemkab Sidoarjo. Ini sedikit banyak menjadi bekal bagi kami untuk bisa melewati masa sulit pandemi ini,” ujarnya.
Meski demikian, Junaedi menegaskan selain ilmu, kemauan untuk mempelajari hal baru, khususnya digital marketing ini yang menjadi faktor penentu bagaimana para pelaku UKM di Tanggulangin bisa bertahan di tengah pandemi. (Affendra F)