KOTA, SIDOARJONEWS.id – Event Blackdog CCTV Live kembali hadir untuk melepaskan dahaga para penikmat musik di Sidoarjo, khususnya mereka yang mencintai musik bergenre underground. Selama ini, event ini menjadi wadah bagi para pegiat seniman musik di Kota Delta.
Penggagas acara, Nico Bramoyo mengatakan, meski diikuti oleh musisi bergenre underground, sejatinya event tersebut terbuka untuk umum.
“Tujuannya untuk merangkul semua musisi yang ada di Sidoarjo agar bisa menyalurkan bakat dan karyanya sehingga dapat dinikmati orang banyak,” ucap Nico yang juga gitaris grup band beraliran Hardcore di Sidoarjo, Naked Brain, Minggu, (6/12/2020).
Event Blackdog CCTV Live rutin digelar dua minggu sekali. Selama ini, event tersebut digelar di Karanggayam, Kelurahan Pucanganom, Sidoarjo. Namun, kali ini, event tersebut digelar di Warkop Ben Padang, Palazzo Park, Rangkah Kidul, Sidoarjo, Minggu, (6/12/2020).
“Karena sekarang musim hujan dan tempat yang selama ini kami buat “manggung” tak beratap, jadi kami berinisiatif untuk keliling alias ‘Glendheng’. Kami ingin terus eksis dan berkarya. Air hujan bukan kendala,” ucap pria yang akrab disapa Co-mix tersebut.
Nico yang juga mengidolakan band asal Amerika, Dead Before Dishonor ini menyampaikan, selama ini, kebanyakan para musisi di Sidoarjo bergerak secara pribadi bersama komunitasnya untuk menjaga agar tetap eksis. Namun, hal tersebut berubah ketika pandemi Covid-19 terjadi.
Seluruh jenis aktivitas masyarakat umum dibatasi, terlebih ketika masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Sidoarjo. Hal itu sangat berdampak pada aktivitas para seniman. Apalagi bagi mereka yang telah memiliki jadwal manggung dan harus dibatalkan.
“Sudah waktunya kita menjadi satu untuk bersama-sama menyalurkan karya kita. Khususnya anak-anak penikmat musik underground,” tambah pria 43 tahun tersebut.

Tidak hanya seniman musik saja, event tersebut juga dimeriahkan oleh para seniman lain. Mulai dari seniman lukis, seniman cukil, seniman tato, dan juga sablon. Mereka hadir dan diperbolehkan ngelapak di event tersebut.
“Terutama produk karya anak bangsa dan bikin bangga mama-papa. Seperti halnya brand merchant kami JANCOKBOYS. Ini terbuka untuk siapa saja yang mempunyai karya dari kreatifitasnya,” sambung Nico.
Lebih lanjut, Nico menyebut kesadaran kolektif dari para seniman atau musisi di Sidoarjo saat ini sangat berperan penting di masa pandemi. Tetap guyub rukun menjadi salah satu tips untuk bersama-sama bergerak dan terus berkarya di masa sulit ini.
“Seperti halnya bikin event ini, kebanyakan sponsorship kami dari usaha temen-temen juga yang akhirnya mereka benar-benar support di acara kami. Kami bebas tapi sopan, tetap liar dan beriman. Nek isok, nelenglah sama sang pencipta bahwa kita ini siapa. Dan yang paling penting event ini besar dari Skena untuk Skena,” pungkasnya.

Sementara itu, Semok vokalis band beraliran Oi!, RJ Power, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan teman-teman skena ini. Namun, pihaknya mewanti-wanti jangan sampai siapapun yang hadir terlalu bersemangat dan merusak acara yang dipupuk sejak lama.
“Beberapa teman ada yang terlalu bersemangat. Kita datang di acara ini kan untuk bergembira atau sekadar nostalgia. Harus benar-benar dijaga acara Gigs yang sudah ada seperti sekarang ini. Hindari chaos,” ujar pria yang sudah 20 tahun menjadi vokalis RJ Power tersebut.
Hal senada diungkapkan Boim. Pria yang tinggal di Surabaya ini mengaku jika Skena musik underground di Sidoarjo cukup berkembang pesat. Menurutnya, ini merupakan hal yang positif bagi komunitas musik di Kota Delta.
“Luar biasa ini. Dimulai dari acara di Skena dan harus dilanjutkan. Regenerasi yang ada diharapkan bisa menjaga,” ungkap Boim yang juga sebagai juri kontes reptil dan mamalia skala nasional tersebut.
Sejumlah band pengisi acara Blackdog CCTV Live “GLENDHENG” ada The Mbrodhol Band, Viro Forti, Devillion, Timeline, Sakau, The Miskun, The Boys Are Back, dan RJ Power. (Dimas)