KOTA, SIDOARJONEWS.id — Gempuran budaya asing yang melanda generasi muda di Sidoarjo membuat civitas Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo (Unusida) merasa prihatin.
Guna mengenalkan dan melestarikan budaya kepada generasi muda, Dosen Seni Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unusida memberi tugas unik kepada mahasiswanya. Para mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) diharuskan mengajar tari tradisional kepada anak-anak SD sebagai syarat lulus UAS.
Mereka dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok harus mengajar 1-3 anak SD. Uniknya lagi, hasil dari kepengajarannya mereka pentaskan dalam pagelaran seni dan budaya.
Kaprodi FKIP Unusida, Nurul Aini menjelaskan bentuk UAS untuk mahasiswa semester 7 ini sudah berlangsung sejak angkatan pertama.
“Mereka (mahasiswa) ini kan PGSD, sehingga harus pernah merasakan bagaimana mengajar anak-anak SD. Termasuk mengajar tari, sebab saat mereka kelak menjadi guru SD, dituntut multi talent,” ujarnya, Sabtu (20/2).
Dosen Pendidikan Seni Tari Unusida, Wiwik Istiwiana mengatakan anak-anak SD yang diajar oleh masing-masing kelompok mahasiswa bukanlah penari. Bahkan sebelumnya tidak pernah menari tradisional.
“Jadi para mahasiswa benar-benar mengajari anak-anak tersebut dari awal. Memang jenis tarian tradisionalnya kami bebaskan dan sederhana. Tapi mereka benar-benar bisa merasakan dinamika mengajak anak-anak SD,” ujarnya.
Dengan demikian, selain para mahasiswa bisa melatih keterampilan kepengajarannya, mereka juga bisa mengenalkan budaya bangsa kepada anak-anak sebagai generasi muda. Sehingga, anak-anak tidak hanya tahu budaya korea yang sedang hits saja.
Cara unik melestarikan budaya ini disambut baik oleh para mahasiswa. Fauzi, mahasiswa semester 8 PGSD Unusida mengatakan mengajar anak SD menjadi pengalaman menarik baginya dan teman seangkatannya.
“Saya tidak pernah mengira mengajar seni budaya pada anak SD gampang-gampang susah. Kadang mereka ngambek, susah diarahkan. Namun seringkali kita dibikin ketawa karena tingkah lucunya,” ujarnya.
Dengan melibatkan mahasiswa untuk melestarikan budaya, diharapkan baik anak-anak maupun remaja bisa mengenal budaya bangsa lebih dibanding budaya asing. (Affendra F)