DUSSELDORF, SIDOARJONEWS.id — Inter Milan mengakhiri ‘paceklik panjang’ tim Italia usai memastikan lolos ke final Europa League 2019/20. Tim Biru Hitam ke final usai menang telak 5-0 atas tim Ukraina, Shakhtar Donetsk di Kota Dusseldorf, Jerman, Selasa (18/8) dini hari tadi.
Sebelumnya, selama 20 tahun, tidak ada tim Italia yang bisa tampil di final turnamen yang dulunya bernama Piala UEFA ini. Tim Italia terakhir yang tampil di final dan juara adalah AC Parma di tahun 1999 silam.
Kala itu, Parma diperkuat anak-anak muda yang kini jadi legenda seperti Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, Lilian Thuram, Juan Sebastian Veron, Hernan Crespo, dan Enrico Chiesa.
Dini hari tadi, meski menang telak, Inter sempat menunggu lama terciptanya gol. Inter baru bisa mencetak gol di menit ke-19 lewat sundulan Lautaro Martinez memanfaatkan umpan crossing Nicolo Barella. Skor 1-0 bertahan hingga akhir babak pertama.
Di babak kedua, Inter menambah empat gol lewat sundulan D’Ambrosio di menit 65, Martinez di menit 74, serta dua gol Romelu Lukaku di menit ke 78 dan 83. Inter pun lolos ke final dan menantang Sevilla yang kemarin menyingkirkan Manchester United.
Final Europa League 2019/20 melawan Sevilla pada 22 Agustus nanti akan menjadi kesempatan bagi Inter Milan untuk memperbaiki peruntungannya di musim ini usai gagal di Liga Serie A Italia, Coppa Italia, dan Liga Champions (sebelum turun ke Europa League).
Pelatih Inter, Antonio Conte menyebut Sevilla sebagai tim yang berpengalaman tampil di final Europa League. Adapun tolok ukurnya, Sevilla bisa juara tiga kali dalam enam tahun terakhir.
“Tapi jangan lupa, kami lebih lapar dari mereka. Kami punya antusiasme dan keinginan kuat untuk menang,” ujar Conte dikutip dari Football Italia.
Inter memang sedang lapar gelar. Di kompetisi Eropa, Inter sudah 10 tahun ‘puasa gelar’ sejak memenangi Liga Champions pada 2010 silam. Bahkan, di level Europa League, Inter tidak lagi pernah juara sejak tahun 1998.
Karenanya, Inter Milan pastinya tidak akan melewatkan begitu saja kesempatan tampil di final dan meraih trofi Eropa. Sebab, kesempatan itu tidak datang setiap tahun. (hs)