WARU, SIDOARJONEWS.id — Hujan deras dan angin kencang yang mengguyur seluruh daerah di Kabupaten Sidoarjo, membuat jalan-jalan tergenang banjir. Tak terkecuali Pasar Wadung Asri, Kecamatan Waru, Jumat (11/3).
Hujan sejak Kamis (10/3) malam kemarin, membuat pasar tradisional terbesar di wilayah Kecamatan Waru ini mengalami banjir setinggi 30 centimeter. Namun aktivitas perdagangan masih berjalan seperti biasanya.
Mohammad Sahlun, koordinator parkir di Pasar Wadung Asri mengatakan, bahwa dari hari Kamis pukul 20.00 WIB, air sudah nampak menggenangi seluruh area pasar. Akan tetapi para pedagang masih tetap bertahan untuk berjualan hingga pagi hari.
“Awalnya yang tergenang hanya di pintu depan ini saja. Tapi menjelang malam kok semua area tergenang. Motor-motor pedagang dan pembeli yang terparkir di sini kemarin malam itu sampai nutup knalpot,” ujar pria bertopi ini.
Namun kata Sahlun, peristiwa kebanjiran di Pasar Wadung Asri ini bukan kali pertama. Sudah sering terjadi. Namun, menurutnya dampak terparah itu justru terjadi pada tahun-tahun ini.
Banjir ini sudah menjadi agenda tahunan bagi warga sekitar Kecamatan Waru. Bahkan, jika sudah banjir seperti sekarang, air tersebut bisa 2 hingga 3 hari baru bisa surut total.
“Tergantung penanganan pemerintah juga. Sama saja sering tergenang. Tapi ya tak setinggi ini. Beberapa sungai disekitar wilayah ini saja bendungannya sampai tidak ada yang bisa menampung curah hujan. Meluapnya ya sampai di sini dan permukiman warga sekitar,” jelasnya sambil menunjukkan selokan yang tak mengalir.
Selain itu, Qhoiriyah, salah satu pedagang di Pasar Wadung Asri mengatakan, jika hari ini dirinya hanya berjualan setengah hari saja.
Sebab, kata Qohoiriyah, di saat banjir seperti ini, pembeli akan menurun drastis. Hanya sedikit yang datang. Hal tersebut dikarenakan keadaan pasar yang kotor dan becek.
Meski begitu, Qhoiriyah yang berjualan bahan-bahan pokok dan para pedagang lain yang sudah dari lama berdagang di Pasar Wadung Asri ini, tetap nekat berjualan, meski tahu resiko terkait sepinya pengunjung.
“Ya tidak masalah. Rezeki sudah ada yang ngatur toh. Teman-teman lainnya di sini juga ada yang pindah di depan, pinggir jalan, supaya masih laku. Tapi beberapa ada yang masih bertahan di dalam. Semua itu pilihan,” jelasnya. (Luqman)