KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kondisi korban pencabulan oleh ayah tirinya di Pepelegi, Waru kini mengalami trauma. Perlakuan bejat ZA terhadap bocah 11 tahun ini meninggalkan luka psikis mendalam. Korban yang ternyata mengidap Retardasi Mental (keterbelakangan mental) ini kini mendapat pendampingan intensif UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Sidoarjo.
Ya, UPTD PPA langsung bergerak cepat begitu mendengar kasus yang menggemparkan warga Sidoarjo beberapa hari lalu. Berkoordinasi dengan Polresta Sidoarjo, UPTD PPA telah menyiapkan shelter rumah aman untuk korban.
“Saat ini korban sudah berada di rumah aman kami. Kami juga telah menerjunkan psikolog untuk memberikan terapi kepada korban,” ujar Kepala UPTD PPA, Prastiwi Trijanti, Jumat (4/2).
Yanti menjelaskan, korban saat ini memang mengalami trauma. Ia selalu merasa was-was saat ditemui oleh perempuan berjilbab. Hal ini kemungkinan terjadi karena sejak kasusnya mencuat, banyak pihak berwenang mulai dari kepala desa, polres, dan sebagainya datang menanyakan kronologi kasusnya.
“Mungkin kebanyakan yang datang bertanya-tanya ke dia mengenakan jilbab. Jadi kalau ke rumah aman untuk memberikan terapi, kami pun melepas jilbab untuk memberi rasa aman dan nyaman kepada korban,” sambungnya.
Petugas UPTD PPA Sidoarjo senantiasa mendampingi korban selama proses hukum berjalan. Bahkan kelak ketika korban dikembalikan ke pihak keluarga di Jember, UPTD PPA tidak serta merta lepas tangan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan PPA di Jember untuk melanjutkan pendampingan. Jadi kami akan terus memantau kondisi korban melalui teman-teman (PPA) di Jember,” ujarnya.
Selain kepada korban, petugas UPTD PPA juga memberikan dukungan moral kepada ibu korban. Ibu korban mengalami syok setelah tahu perbuatan bejat suaminya.
“Ibunya tetap kami berikan support. Namun kami lebih fokus kepada korban yang memang jauh lebih membutuhkan,” ujarnya. (Affendra F)