KOTA, SIDOARJONEWS.id – Tak pernah terbayang oleh Yuli Sobirin, dirinya harus dirawat intensif karena terjangkit virus Covid-19.
Awalnya, warga Bebekan, Sepanjang ini merasa sesak napas secara tiba-tiba. Dia lalu berobat di Rumah Sakit Siti Khadijah, Sepanjang. Di sana ia sempat menjalani rapid test dan hasilnya reaktif. Karena kondisinya semakin mengkhawatirkan, akhirnya ia dirujuk ke RSUD Sidoarjo.
Menjalani masa perawatan secara intensif di ruang isolasi menjadi pengalaman buruk bagi pemuda 26 tahun ini. Rasa ingin pulang dan bertemu dengan sanak saudaranya selalu bergentayangan setiap harinya.
Meski di ruang perawatan ada beberapa pasien lain, ia tetap merasa kesepian. Wajar saja, semua pasien di sana fokus menyembuhkan diri sedangkan keluarga dan teman-temannya tidak diperkenankan menjenguk.
“Itu jadi pengalaman buruk dalam hidup saya. Saya takut kalau meninggal tanpa sempat melihat ibu dan saudara-saudara saya,” tuturnya, Kamis (3/9).
Menurutnya, rasa gundah dan takut tersebut sedikit terobati oleh dukungan moril dari teman-temannya. Awalnya ia mengira menjadi pasien positif Covid-19 akan membuatnya dikucilkan dari lingkungan. Tapi dugaannya salah, justru hampir setiap hari selalu ada ucapan motivasi dari teman-temannya melalui pesan singkat.
“Tak hanya itu, ketika saya butuh sesuatu seperti popok dewasa, suplemen makanan, dan kebutuhan lainnya, teman-teman dengan sigap membelikannya. Mereka antarkan ke petugas yang berjaga di depan ruang isolasi,” ujarnya.
Dukungan moril dari orang-orang terdekat rupanya berdampak besar bagi kesembuhan Yusob, panggilan akrabnya. Kondisinya kemudian berangsur-angsur membaik. Napasnya juga tidak lagi sesesak sebelumnya. Setelah dirawat selama 10 hari, ia diperbolehkan pulang setelah hasil tes swab menunjukkan negatif.
“Saya sangat berterima kasih kepada semua yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar saya dapat sembuh seperti sedia kala,” ucapnya.
Setelah sembuh, kini ia mengaku tidak pernah luput dalam menerapkan protokol kesehatan. Ia juga berpesan kepada seluruh masyarakat agar senantiasa memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak fisik, rajin cuci tangan, serta memenuhi asupan nutrisi.
“Sudah jangan ikut-ikutan perdebatan teori konspirasi. Fokus saja untuk melindungi diri dan keluarga dengan menerapkan protokol kesehatan,” tandasnya. (Fendra)