Bagi banyak orang, penampilan mereka mungkin terlihat sangar dan membuat mereka disepelekan. Namun, dengan berkarya, anak-anak muda ini bisa mengubah cara pandang orang-orang di sekitarnya tentang mereka. Inilah komunitas Delta Punk Art.
KOTA, SIDOARJONEWS.id – Delta punk art adalah sebuah komunitas seniman cukil di Kabupaten Sidoarjo. Sesuai namanya, komunitas ini membuat karya-karya seni yang dibuat dengan teknik mencukil.
Komunitas ini memiliki sanggar cukil di Kampoeng Seni, perumahan Pondok Mutiara Sidoarjo. Sanggar itu mereka beri nama Ruang Kita. Dinamai demikian karena selain menjadi aktivitas produksi karya seni, sanggar itu juga jadi tempat belajar bagi siapapun yang tertarik. Dengan kata lain, siapapun bisa menjadikan sanggar itu sebagai arenanya untuk berkreasi.
Roy, salah satu seniman Delta Punk Art mengatakan, sanggar Ruang Kita dibangun pada 2018 setelah komunitasnya mendapat tawaran dari orang yang dipanggilnya dengan panggilan Oom Willy. Pria itu adalah pengurus di Kampung Seni Sidoarjo.
Menurut Roy, di awal mula berdirinya sanggar yang aksesnya melewati perumahan, sempat ada beberapa warga perumahan yang terlihat risih dengan kehadiran komunitas punk.
Namun seiring waktu, warga perumahan tersebut perlahan mulai mengerti bahwa komunitas delta punk art adalah komunitas seniman.
“Dulu sempat ada warga yang gak tahu dan gak suka lihat temen-temen berkeliaran di sini. Tapi lama kelamaan mereka paham kalau kami adalah komunitas seniman,” ungkapnya sambil tersenyum mengenang kejadian beberapa tahun lalu tersebut.
Setelah berdiri, sanggar ruang kita semakin hari mulai banyak dihiasi hasil-hasil karya dari para seniman cukil. Karya-karya tersebut, oleh para seniman sering dibawa dalam ajang-ajang pameran, khususnya yang digelat di Kampung Seni.
“Biasanya kami pajang dalam acara-acara besutan kita mas. Ya tempatnya di sini karena di sini merupakan kampung seni, mereka yang hadir banyak dari komunitas-komunitas cukil luar kota,” ujarnya.
Produk yang paling umum dihasilkan komunitas delta punk art sendiri berupa kaos sablon yang media sablonnya dari hasil cukilan mereka dengan papan yang telah dipahat (cukil) sebagai media sablonnya.
Tidak hanya itu, mereka juga memproduksi sketsa wajah, poster dan lukisan-lukisan lainnya dengan cara dicukil di papan kayu.
Orin atau yang lebih akrab dipanggil Dinyo, anggota Delta Punk Art lainnya mengatakan, seni cukil merupakan awal dari seluruh produksi cetakan pada saat ini. Namun seiring perkembangan zaman, seni cukil mulai ditinggalkan banyak orang sebab kebanyakan orang lebih memilih sesuatu yang cepat dalam produksinya.
Dirinya menyadari bahwa memang dalam prosesnya, seni cukil sendiri prosesnya lebih memakan waktu. Namun bagaimanapun juga, cukil merupakan budaya yang tidak boleh ditinggalkan. Dia ingin membuktikan bahwa seni cukil juga bisa bertahan dan bersaing dalam perkembangan zaman.
“Saya suka prosesnya mas, karena dari situ kita bisa tahu bahwa untuk menghasilkan karya tidak bisa instan, ada prosesnya. Yah kita berharap bisa lebih mengenalkan seni cukil ini ke banyak orang kedepannya,” ucap alumni Umsida tersebut. (Dimas)