KOTA, SIDOARJONEWS.id – Setiap Minggu pagi, ada banyak komunitas di Sidoarjo yang rutin berkumpul di alun-alun Kota Delta. Salah satunya adalah komunitas pecinta sepeda kuno Repoeblik Onthel Sidoarjo (ROS).
Sejak resmi dibentuk sedekade lalu, mereka rutin berkumpul setiap akhir pekan. Seperti Minggu (8/3) kemarin, mereka memarkir sepedanya di alun-alun. Sekadar mengobrol santai, atau bersepeda berkeliling kota. Intinya menjalin silaturahmi dengan sesama pecinta sepeda kuno.
Nah, yang membedakan komunitas sepeda kuno ROS dengan pecinta nggowes lainnya, onthelist–sebutan untuk anggota komunitas ini–semuanya kompak menggunakan baju kuno. Sehingga terlihat selaras dengan sepeda kuno yang mereka kendarai.
Ketua ROS, Asmoro menyampaikan, awalnya, mereka tergabung dengan beberapa klub sepeda yang sering ‘sliweran’ di sekitar alun-alun. Namun, pada tahun 2010 terbentuklah ROS. Jumlah anggotanya pun terus bertambah. Profesi dan usianya juga beragam.
“Dulu saat terbentuk hanya ada sekitar enam puluh orang yang ikut tergabung. Kini anggotanya sudah mencapai 120 onthelist,” ujar ketua Asmoro.
Menurut Asmoro, saat ini anggota ROS termuda ada yang berusia 11 tahun. Masih duduk di kelas 5 SD. Sedangkan anggota yang paling ‘dewasa’ ada yang berumur 80 tahun.
Salah satu onthelis yang meski usianya tidak lagi muda tapi masih terlihat bersemangat adalah Bambang. Usianya sudah 70 tahun. Ia mempunyai satu sepeda kuno merk Batavus keluaran tahun 1935.
“Pokoknya hobi. Saya juga senang berkumpul dengan teman-teman,” ujar warga Sidokare ini.
Asmoro mengungkapkan, klubnya sering diundang klub sepeda dari luar kota. Ada dari Pulau Bali. Hingga Jakarta. Asmoro sendiri mempunyai dua sepeda tua bermerk Simplex tahun 1930 dan Gasela.
Menurutnya, dunia sepeda tua itu unik. Semakin tua dan tingkat orisinalitas yang tinggi menjadi tolak ukur harga sepeda, namun tidak ada patokan yang baku. Salah satu contohnya adalah sepeda Simplex tahun 1928 milik anggota ROS.
“Pedal sepedanya tidak seperti sepeda pada umumnya, namun seperti kayuhan mesin jahit,” imbuh Asmoro.
Konon, sepeda ini sangat langka dan hanya ada satu-satunya di Indonesia. Pernah ditawar seharga Rp 60 juta. Bahkan ditukar dengan mobil pun. Namun, sang pemilik tidak sudi melepasnya. (Satria)