KOTA, SIDOARJONEWS.id – Kontingen atlet Kabupaten Sidoarjo berhasil mencapai target dalam ajang pekan olahraga provinsi (Porprov) ke-VIII Jatim 2023.
Kabupaten Sidoarjo keluar sebagai juara kedua dengan memperoleh 97 medali emas, 90 perak dan 112 perunggu dengan total 680 poin.
Torehan prestasi ini mendapat apresiasi Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sidoarjo.
Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo, Abdillah Nasih mengatakan perjuangan atlet untuk mengharumkan kota delta sudah sangat luar biasa, sehingga bisa finish di runner-up.
“Pertama kami ucapkan terimakasih. Perjuangan atlet ini patut untuk diapresiasi berupa pemberian bonus yang layak kepada para pahlawan olahraga ini,” kata Abdillah Nasih saat dikonfirmasi.

Cak Nasih sapaan Abdillah Nasih berharap pemberian bonus kepada ratusan atlet berprestasi ini dapat segera direalisasikan. Mudah-mudahan bisa masuk dalam APBD Perubahan 2023.
Selain itu, Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo itu juga meminta Pemkab Sidoarjo untuk memberikan beasiswa kepada para atlet. Baik yang masih duduk di bangku SMP, SMA maupun yang sudah masuk perguruan tinggi.
“Itu merupakan bentuk perhatian dari Pemkab Sidoarjo. karena mereka sudah berjuang sedemikian rupa untuk mengharumkan nama Sidoarjo di kanca Jawa Timur,” ujarnya.
Selanjutnya, lanjut Cak Nasih, pembinaan atlet-atlet muda terus ditingkatkan. Salah satunya dengan memperbanyak kelas khusus olahraga (KKO). Tidak hanya di tingkat SMP tetapi jenjang SMA juga dibutuhkan.
Kemudian, ada juga atensi khusus bagi atlet berprestasi untuk bisa masuk di SMANOR. Pemkab Sidoarjo harus dapat berkordinasi dengan Pemprov Jatim.
Artinya, kalau selama ini SMANOR diibaratkan sebagai asrama. Siswa yang dari Sidoarjo ini bisa bersekolah dari rumah.
“Jadi itu untuk mewadahi atlet-atlet yang berprestasi bisa masuk sebagai non asrama. Jadi pemkab ini bisa bekerjasama dengan Pemprov terkait hal itu,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Sekretaris Komisi D DPRD Sidoarjo Bangun Winarso. Ia menyampaikan dengan anggaran yang tidak terlalu besar, para kontingen atlet Sidoarjo bisa memenuhi target, sebagai runner-up.
Menurut Bangun, anggaran ratusan atlet Kabupaten Sidoarjo di Porprov Jatim itu sekira Rp 15 miliar. Angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan Kota Surabaya yang menyentuh diangka Rp 48 miliar. Bahkan Kota Malang yang di nomer 3, anggarannya sampai Rp 23 miliar.
“Kita yang hanya Rp 15 miliar bisa mencapai target sudah sangat luar biasa,” ucapnya.
Politisi Partai Amanat Nasional itu menegaskan, langkah selanjutnya yang harus mendapatkan support ialah berkaitan dengan kelas khusus olahraga (KKO) yang dilengkapi dengan sarana prasarana yang memadai.
“Sehingga bakat atlet itu sudah diasah sejak dini, sehingga ketika masuk dalam ranah prestasi sudah memiliki fisik dan mental yang baik. Sehingga mampu mencatatkan prestasi yang mengharumkan Sidoarjo,” ujarnya.

Membuat KKO dengan fasilitas yang baik memang tidak mudah. Bangun mencontohkan kebutuhan untuk atlet panahan, jika membeli alat yang bagus bisa mencapai Rp 50 juta.
Ia berharap dalam KKO itu harus total, termasuk menyiapkan pelatih profesional yang sudah memiliki lisensi, asupan gizi atlet juga tercukupi dengan baik.
“Ini yang harus disupport betul. Mulai dari sport science, kemudian gizi atlet terus pelatihnya juga bagus. Sehingga hasilnya nanti benar-benar ada atlet yang menyumbang prestasi,” tuturnya.
“Kemarin anggarannya masih minim, ke depan kami akan dorong untuk disiapkan anggaran yang cukup, minimal Rp 1 miliar,” ujarnya.
Selama ini, tambah Bangun, peran serta orang tua dalam meningkatkan kemampuan anak-anaknya sungguh sangat luar biasa. Jadi prestasi yang dihasilkan ini bukan murni karena pembinaan dari KONI Sidoarjo maupun Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata.
“Jadi kami berharap ada momen semua atlet dikumpulkan. Istilahnya menyampaikan terimakasih sekaligus menyambung silaturrahmi dengan keluarga atlet,” ucapnya.
Anggota Komisi D DPRD Sidoarjo, Aditya Nindyatman, mengaku apa yang dihasilkan para atlet kota delta di Porprov Jatim sudah cukup baik. Kendati sudah memenuhi target tetap perlu dilakukan evaluasi, terutama cabang olahraga yang belum maksimal.
“Beberapa cabor yang belum maksimal tetap perlu dilakukan evaluasi, agar ketika Porprov yang akan datang bisa ditingkatkan,” ujarnya.
Aditya menambahkan, meski Sidoarjo finis runner-up, jarak poin dengan Kota Surabaya masih terlalu jauh. Harapannya, ke depan jarak poin dengan kota pahlawan dapat dipangkas.
“Jadi kita harus tetap memaksimalkan setiap potensi di masing-masing cabor untuk mempertipis poin dengan kota Surabaya.” pungkasnya. (Adv/Ipung)
.