KREMBUNG, SIDOARJONEWS.id – Merasa tidak ada perkembangan setelah hampir 10 tahun bekerja di sebuah pabrik olahan makanan. M Abi Khoirul Rizal, (40 tahun), nekat banting setir dengan membuka usaha sendiri.
Warga asal Desa Tanjekwagir, Kecamatan Krembung, Sidoarjo itu kemudian fokus dalam usaha pentol kemasan setengah jadi. Kini, ia berhasil meraup omset hingga puluhan juta.
“Dulu saya kerja di pabrik olahan makanan di daerah Gempol, Pasuruan. Tapi karena sudah merasa jenuh dan kebutuhan terus bertambah, akhirnya saya nekat untuk keluar dan buka usaha sendiri. Kuncinya optimis dan yakin,” kata Mas Abi sapaan M Abi Khoirul Rizal saat ditemui di Sidoarjo, Selasa, (18/07/2023).
Mas Abi mengawali usaha adonan pentol dalam kemasan itu pada 2015 silam. Jatuh-bangun dan diremehkan sama teman dan saudaranya sudah ia pernah rasakan.
Keliling jualan ke pasar-pasar tradisional di Krembung dengan motor dan keranjang pentol di belakangnya menjadi awal kesuksesan pria tiga anak itu.
“Jujur satu tahun pertama memang berat. Untung istri saya tidak pernah mengeluh. Dia selalu mendukung. Kami buat usaha pentol dikerjakan berdua, sama istri. Kami beri merk Maju Mapan,” ungkap suami dari Rumiati Alfia (37).
Bahan pokok seperti ayam dan tepung saat ini sudah mendapat bantuan dari supplier. Lebih ringan karena bayar kalau sudah laku.
“Sehari tidak habis 10 kilogram ayam,” imbuhnya.
Dari dikerjakan berdua saja, kini pabrik pentol “Maju Mapan” miliknya itu sudah mampu mempekerjakan 5 orang. Ada juga karyawan borongan sebanyak 75 orang.
Mas Abi memilih usaha pentol setengah jadi karena dapat dimasak dengan berbagai varian. Sesuai dengan kebutuhan konsumen, sekarang ada juga adonan dari daging sapi, ayam, dan juga Ikan.

Menurut Mas Abi pentol Maju Mapan miliknya ini sudah terdistribusi ke seluruh daerah Jawa Timur. Kalimantan juga ada, namun lewat agen frozen di sana.
“Sekarang kalau waktu rame, produksinya bisa 5 sampai 7 ton setiap hari untuk tiga varian,” ujarnya.
Sempat Dikeluhkan Warga karena Bau Tak Sedap
Bau tak sedap dari hasil olahan pentol M Abi Khoirul Rizal sempat dikeluhkan warga sekitar. Berbagai cara untuk menghilangkan bau yang menyengat pernah ia lakukan.
“Hasilnya, masih tetap sama, untung warga sekitar tidak sampai demo, mereka hanya protes saja,” jelasnya.
Pria dua bersaudara itu tidak mau tinggal diam. Bau tidak sedap dari pabriknya harus ia selesaikan. Biar tidak sampai mengganggu lingkungan sekitar.
Ditengah pencarian untuk mengatasi limbah tersebut, ia tidak sengaja bertemu dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Sidoarjo, M. Bahrul Amiq saat ada sosialisasi pengolahan limbah rumah tangga di Desa Tanjegwagir.
“Disana saya ngobrol dengan Pak Amiq. Kemudian beliau menyarankan untuk mencoba eco lindi,” ungkapnya.
Eco lindi sendiri merupakan air lindi dicampur dengan sisa air tebu (molase), asam sulfat dan katalis organik yang hasilnya terbukti bisa menghilangkan bau tak sedap.
“Alhamdulillah sekarang sudah tidak bau lagi, beliau juga berpesan kalau sudah habis langsung disuruh ngambil di kantor DLHK,” pungkasnya. (ipung)