TANGGULANGIN, SIDOARJONEWS.id – Ketinggian air di Desa Banjar Asri, Selasa, (03/11/2020) kembali meninggi dibandingkan Senin, (02/11/2020) kemarin. Hal itu dirasakan oleh beberapa warga RT 3 yang sudah sejak Sabtu, (31/10/2020) kemarin rumahnya kebanjiran.
Kendati demikian, para warga masih tetap bertahan di rumahnya masing-masing. Seperti halnya yang dilakukan oleh Nuruddin, warga RT 3 Desa Banjar Asri, Tanggulangin.
Kepada Sidoarjonews.id, Nuruddin mengaku tak tahu lagi harus melakukan apa. Menurutnya, banjir yang terjadi di RT-nya tersebut semakin hari semakin bertambah ketinggiannya. Hal itu dikarenakan, sejak tiga hari yang lalu, kawasan tersebut selalu diguyur hujan.
“Kemarin masih belum segini. Semalem kan hujan lagi. Ya otomatis airnya semakin tinggi,” kata pria 40 tahun tersebut, Selasa (3/11).
Dia memilih tetap bertahan di rumahnya bukan karena alasan. Meski air yang menggenangi halaman dan sebagian rumahnya semakin meninggi, akan tetapi air tersebut belum sampai masuk hingga kamar tidurnya.
“Iya karena kebetulan kamar kami sudah ditinggikan semua. Tapi kalau tetangga saya itu, dia seluruh rumah kebanjiran. Kasihan mereka,” ujar Nuruddin.
Hal yang sama juga diungkapkan Juhairi, warga RT 5 Desa Banjar Asri. Menurutnya, memang ketinggian air agak sedikit meninggi usai hujan semalam. Ketinggian air itu menurutnya mencapai 30 sampai 40 cm.
“Sudah dua kali musim penghujan ini banjir. Sekarang ini yang agak tinggi. Kalau kemarin tidak seberapa. Ini baru beberapa hari. Bagaimana dengan beberapa bulan kedepan,” ujar Juhairi.
Banjir yang terjadi tersebut menurutnya disebabkan karena beberapa faktor. Selain sungai yang kurang bisa menampung debit air dari curah hujan yang tinggi, penyebab lainnya ialah jalanan di desa tersebut mulai menurun.
“Ketinggian jalan RT ini dengan yang disana itu beda. Entah karena ambles atau gimana saya tidak begitu paham. Tapi yang jelas, selain masalah sungai, jalanan ini juga perlu diperhatikan,” ucapnya
Dirinya berharap, pemerintah bisa segera memberikan solusi cepat untuk mengatasi permasalahan banjir tersebut. Sebab sejak dikepung banjir, aktivitas warga menjadi sangat terganggu.
“Sekolahan saja itu sampai tergenang begitu. Bagaimana kalau sekolah sudah diaktifkan lagi?,” pungkas Juhairi. (Dimas)