WARU, SIDOARJONEWS.id — Banyaknya sampah yang menumpuk di sungai sekitaran Jalan Tambak Rejo, Waru, Sidorjo ini membuat seorang bernama Abdul Chamid resah.
Pasalnya, aliran sungai yang mengalir tepat di seberang rumahnya itu selalu dipenuhi oleh sumbatan sampah. Hal ini yang membuat kakek berusia 90 tahunan ini masih tergerak hatinya untuk membersihkan kotoran tersebut.
“Bagaimana lagi, di sini setiap hujan deras selalu banjir. Kali-kali (sungai, Red) sampahnya terus menumpuk,” kata kakek yang akrab dipanggil Chamid itu, Senin (21/3).
Masalah banjir yang terus menghantui masyarakat sekitar, juga menjadi perhatian dari Chamid. Ia rela membersihkan selokan sungai sendirian. Menjeburkan diri ke kubangan yang dipenuhi lumpur dan kotoran sampah.
Saat membersihkan sampah di kubangan tersebut. Kakek yang juga menjadi imam masjid ini menyadari bahwa endapan lumpur sudah setinggi pahanya.
“Sudah saatnya dikeruk. Sudah lama tidak dibersihkan. Karena juga menyebabkan aliran air tidak bisa mengalir cepat. Wong lumpurnya saja sudah segitu,” ucapnya saat ditemui di rumahnya.
Tak hanya itu, jembatan yang melintasi aliran sungai itu, kata Chamid, di bawahnya juga sudah terendap tumpukan lumut berwarna hitam. Sampah-sampah yang sudah lama mengendap itu, baunya tercium menyengat di hidung.
Hal inilah yang melatarbelakangi keresahan Chamid. Sembari mengangkat sampah dari sungai ke bantaran. Bahkan pagi itu, Chamid secara langsung juga meminum air sungai yang dipenuhi kotoran sampah.
“Tidak masalah. Tidak akan kenapa-kenapa. Saya resah lihat sampahnya begitu banyak di sini. Setiap hujan deras pasti banjir,” imbuhnya.
Selain itu, membersihkan sungai dari kotoran sampah yang menumpuk ini merupakan keinginannya sendiri. Agar kawasannya tidak tergenang banjir. Serta, aliran sungai menjadi lebih bersih.
Akan tetapi, meminum air sungai yang dipenuhi kotoran sampah itu, seakan menjadi protes tersendiri bagi Chamid untuk pemerintah yang tidak tanggap akan musibah banjir yang terus-menerus menggenangi wilayahnya. Terlebih di daerah Jalan Tambak Rejo, Waru.
Bahkan, kata Chamid, sudah bertahun-tahun. Harusnya, ada petugas yang mengecek kondisi aliran sungai ini hingga sekarang, sampai lumpur sudah mengendap hampir separuh bendungan sungai, juga tidak ada tanggapan serius.
“Ya saya lakukan sendiri. Dari pada nyumbat. Seringkali saya melakukannya. Wong banyu mampet mosok dijarno (Melihat air mampet masa dibiarkan, Red). Melihat lumpur segitu, harusnya ya wes dikeruk,” tuturnya kepada Sidoarjonews.
Menurut penuturan warga sekitar, Chamid memang seringkali melakukan hal tersebut. Bahkan sudah diperingatkan, namun keinginanya agar sungai tersebut bersih membuat dirinya terus-menerus melakukan hal tersebut.
“Memang sudah diperingatkan dari tadi untuk pulang. Biar petugas kebersihan saja yang membersihkan. Tapi dia tidak mau. Dia tetap ngotot untuk membersihkan sungai,” ungkap Muchammad Nur Cholis.
Cholis, selaku tetangga mengungkapkan, jika dirinya juga kaget saat menemani Chamid membersihkan sampah, tiba-tiba langsung meminum air tersebut.
Menurut Cholis, Chamid meminta dirinya untuk menelfon petugas kebersihan untuk segera mengangkut sampah agar tidak terjadi banjir lagi. Dirinya juga meminta untuk pemerintah, maupun pihak terkait untuk segera meresponnya.
“Saya sudah peringatkan padahal. Jangan diminum. Kotor. Tapi dia tetap ngotot untuk terus membersihkan. Dia juga bilang kalau ini suara hatinya untuk membersihkan sungai dari sampah. Dia juga meminta agar ditelfonkan ke pihak terkait untuk segera mengangkut sampahnya,” pungkas Cholis. (Luqman)