SURABAYA, SIDOARJONEWS.id –Pakar Bioenergy Engineering, Agricultural Engineering dari Universitas Brawijaya Malang, Bambang Susilo, menyebut komposisi energi ke depan sangat membutuhkan energi baru terbarukan (EBT) dikarenakan menurunnya energi fosil.
Menurut Bambang, potensi EBT di Indonesia cukup besar karena memiliki potensi sumber daya alam yang cukup banyak. Di antaranya aliran air, tenaga solar/matahari, biomassa, bahan bakar nabati, biogas, suhu kedalaman laut, angin, ombak laut, dan panas bumi (geothermal).
Pernyataan itu disampaikan Bambang saat menjadi narasumber acara webinar yang digelar PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) bersama insan media di Jawa Timur secara daring, Selasa (12/10).
Acara yang merupakan rangkaian memperingati HUT ke-26 PJB pada 3 Oktober 2021 ini mengusung tujuan untuk mengenalkan potensi energi baru terbarukan.
Dalam acara webinar tersebut, Bambang menyampaikan materi bertema “Solusi EBT berbasis riset: Akselerasi pencapaian energi hijau di masa depan pemanfaatan dan nilai keekonomiannya”.
“Indonesia akan menjadi negara yang akan sangat dibutuhkan karena potensinya besar, seperti musim yang menghasilkan energi, yakni panas dan hujan,” katanya.
Ia menjelaskan, secara umum energi baru adalah energi yang dihasilkan oleh teknologi baru dan energi terbarukan adalah energi yang dalam waktu pendek bisa diperbarui. Kemudian dihasilkan dari sumber daya energi yang secara alamiah tidak akan habis dan dapat berkelanjutan jika dikelola dengan baik.
“Oleh karena itu, perlu kiranya didorong terus pengembangan EBT, sehingga mampu menjadikan Indonesia mandiri dengan sumber daya alamnya,” sambung Dosen Fakultas Teknologi Pertanian ini.
Sebelumnya, Direktur Pengembangan dan Niaga PJB, Iwan Purwana yang menjadi narasumber pertama, memaparkan program pengembangan EBT yang dilakukan PJB melalui beberapa skema. Seperti EBT Skema Kemitraan, EBT Kepulauan Tersebar, PLTS Untuk Pemakaian Sendiri (PS), dan Elektrifikasi dengan EBT.
“PJB juga mempunyai skema PLT Hybrid, yakni tenaga campuran, terdiri dari diesel, tenaga surya dan baterai,” ujar Iwan yang mengangkat tema “Kinerja produksi EBT Menyongsong Energi Hijau Masa Depan”.
Sementara Direktur SDM dan Administrasi PJB, Karyawan Aji menyampaikan, penerapan EBT di Indonesia tidak bisa dihindari lagi. Terlebih adanya perjanjian internasional Paris Agreement yang bertujuan mengurangi emisi karbon di Tanah Air. Ditargetkan pada tahun 2025 mendatang, penggunaan EBT di Indonesia diharapkan mencapai angka 23 persen.
“Potensi EBT di Indonesia menjadi magnet tersendiri bagi dunia internasional, karena cukup besar,” kata Karyawan Aji.
Melalui webinar tersebut, Aji berharap bisa terjadi upaya saling bertukar informasi untuk pengembangan EBT di Indonesia sekaligus sebagai forum silaturahmi antara PJB dengan insan media massa di Jawa Timur. (hs)