PORONG, SIDOARJONEWS.id – Keseriusan Pemkab Sidoarjo untuk mengelola pulau yang terbentuk dari endapan lumpur Lapindo tersebut kini direspon positif oleh KKP.
Hal ini terlihat saat Dirjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan bertemu Pemkab Sidoarjo, Sabtu (16/1/2021).
PJ Bupati Sidoarjo, Hudiyono menyambut langsung kedatangan rombongan yang dipimpin oleh TB. Haeru Rahayu tersebut.
Ia pun menyampaikan terima kasih atas atensi dari KKP. Sebelumnya, Hudiyono telah melakukan Kunjungan Kerja Kosultasi Ke Balai Pengelolaan Pesisir dan Laut Denpasar terkait Destinasi Wisata Bahari “Ikonik Lumpur” Pulau Lusi pada tanggal 8 Januari 2021.
“Kedatangan beliau (dirjen) sangat luar biasa karena tamu yang luar biasa juga pasti membawa berkah. Kedatangan beliau ke Sidoarjo membawa solusi untuk pengembangan destinasi wisata pulau Lusi,” ujar Hudiyono.
Hudiyono menambahkan, dengan adanya rencana pengembangan pulau Lusi ini, dalam waktu dekat akan ada koordinasi antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten.
“Dalam waktu dekat kalau beliau (dirjen) datang pasti bisa selesai secepatnya”, katanya.
Perlu diketahui Pulau Lusi bisa disebut sebagai satunya satunya pulau yang terbentuk dari endapan lumpur lapindo.
Pulau Lumpur Sidoarjo (Pulau Lusi) terletak di sebelah tenggara Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur. Pulau seluas ± 93,4 Ha terbentuk dari endapan lumpur yang berasal dari bencana semburan lumpur panas yang terjadi di Porong, Sidoarjo. Selama hampir 12 (dua belas) tahun lumpur yang meluap dibuang ke Sungai Porong, lalu aliran sungai menghantarkan lumpur yang kemudian membentuk pulau baru. Warga sekitar menamakan pulau yang baru terbentuk dengan sebutan Pulau Sarinah atau Pulau Lusi (Lumpur Sidoarjo).
Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut berencana mengembangkan Pulau Lusi sebagai Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM).
Di dalam Pulau Lusi juga sudah dibangun Tambak Wanamina seluas ± 2,73 Ha yang tujuan awalnya untuk memantau perilaku biota ikan, yakni apakah ada pengaruh lumpur terhadap kehidupan ikan di muara.
Berdasarkan hasil pengamatan selama 3 (tiga) tahun berjalan, ikan tetap dapat hidup dengan baik bahkan telah berhasil diproduksi ikan bandeng. Sedangkan sisa lahan seluas 90,77 Ha belum dimanfaatkan secara optimal.
Semua instansi terkait sepakat untuk mengembangkan Pulau Lusi sebagai destinasi wisata di Kabupaten Sidoarjo dan akan memberikan dukungan sesuai dengan kewenangan masing-masing guna tercapainya pengelolaan Pulau Lusi secara baik. BPSPL Denpasar mempunyai peran yang penting apabila diberikan mandat sebagai pengelola Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Pulau Lusi. (Affendra F)