CANDI, SIDOARJONEWS.id – Para produsen tempe dan tahu di Sidoarjo sepakat melakukan mogok produksi menyikapi harga kedelai yang naik tinggi. Harga kedelai yang naik menjadi Rp 9.200 per kilo. Sebelumnya, harga kedelai berada di angka Rp 7.000 per kilonya.
Menurut Ketua Primer Koperasi Karya Mulya, Desa Sepande, Candi, Sukari, keadaan ini menyulitkan para produsen tempe dan tahu di bawah naungannya. Para produsen dipaksa mengeluarkan biaya lebih untuk membeli bahan baku. Sedangkan harga tempe dan tahu di pasaran masih tetap sama.
“Selama ini sulit sekali menaikkan harga tempe dan tahu di pasaran. Oleh karena itu, Gakoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) mengeluarkan arahan untuk mogok produksi dengan tujuan harga tempe dan tahu di pasaran bisa naik,” ujarnya melalui sambungan telepon, Minggu (3/1).
Sukari menjelaskan, ada dua hal yang membuat harga tempe dan tahu di pasaran sulit naik. Yang pertama, antar produsen tempe tahu belum ada kekompakan untuk menentukan harga jualnya.
Selama ini, para produsen ibarat saling lirik dalam menentukan harga jual. Apabila ia menaikkan harga jual sedangkan produsen lain tidak, maka khawatir tempe tahu produksinya tidak laku.
“Yang kedua, kami selaku produsen dan pembeli itu sudah seperti saudara. Jadi ada rasa sungkan dan tidak enak hati bila menaikkan harga,” ujarnya.
Padahal ketika harga kedelai sebagai bahan baku pembuatan tempe dan tahu melambung tinggi sedangkan harga jual tetap, tentu yang mengecap pahitnya kerugian adalah produsen.
Dengan mogok produksi, para produsen berharap pemerintah bisa memperhatikan nasib mereka. Serta memberikan solusi agar harga kedelai bisa kembali turun. (Affendra)