KOTA, SIDOARJONEWS.id — Keluarga juragan rongsokan di Tenggulunan, Candi yang tewas ditembak senjata api oleh orang suruhan berkirim surat ke kantor Sekretariat Negara (Setneg), Senin (8/8/2022). Surat itu berisi permohonan agar kasus yang menimpa korban Sabar (37 tahun), bisa segera diusut tuntas pihak kepolisian.
Istri dari Sabar, Wiwin Winarsih (34 tahun) mengatakan, surat-surat tersebut dibuat pada tanggal 11 Juli lalu. Selain bersurat ke Setneg, dia mengaku juga bersurat ke sejumlah Kementerian lain. Tak hanya itu, ia juga berkirim ke Mabes Polri, Polda Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur, dan Bupati.
“Tujuan saya tentu agar kasus ini mendapat perhatian para pejabat mas. Saya khawatir, Eko (dugaan dalang penembakan) ini menyuap polisi biar gak ketangkep,” kata Winarsih, Senin (8/8/2022).
Winarsih mengaku sangat gelisah dengan tidak segera tertangkapnya Eko. Menurutnya, segala kemungkinan bisa saja terjadi. Sebab, Eko sebelum adanya kasus penembakan ini, disebut merupakan seorang kriminal yang pernah tertangkap karena terlibat penyalahgunaan narkoba di Pasuruan.
“Kemarin sudah 40 harinya suami saya, tapi sampai sekarang gak ada kabar kejelasan terkait dalang penembakan suami saya. Anakku trauma, saya kehilangan tulang punggung, belum lagi biaya hidup dan sekolah anak saya, tapi polisi masih terus minta saya bersabar,” ucapnya.
Lebih jauh, dia mengharapkan, dari surat-surat yang sudah dia kirimkan itu, pemerintah bisa menaruh perhatian lebih sehingga kepolisian juga bisa gerak cepat dalam menangkap dalang pembunuhan suaminya itu.
Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, pria bernama Sabar, seorang juragan rongsokan di Desa Tenggulunan, Candi jadi korban penembakan di dekat rumahnya, Senin (27/6/2022) malam lalu.
Atas insiden itu, mengalami luka di dada, leher, dan tangan korban. Luka tersebut hasil tembakan senjata api (Senpi). Bahkan, proyektil hasil letusan senpi itu juga ditemukan didalam luka tersebut.
Mengalami luka yang serius, Sabar harus mendapatkan perawatan intensif di RSUD Sidoarjo. Selang beberapa hari dirawat, nyawa Sabar tidak berhasil tertolong. (Dimas)